Banyak Ojol Pakai Tuyul, Ternyata Driver Saling Bagi Ilmu

GrabBike Lounge.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Aplikasi fake GPS alias GPS palsu ternyata bisa diakses secara gratis oleh pengguna smartphone. Layanan tersebut sering kali digunakan untuk memindahkan lokasi mitra pengemudi di titik yang lebih dekat dengan pusat keramaian. 

Beruntungnya Pengguna Telkomsel, Cuma dengan Nomor HP dapat Diskon Hotel dan Tiket Pesawat

"Gratis, bagi mereka yang tahu (tentang aplikasi fake GPS)," kata Deputi CEO Spire Indonesia, Jeffrey Bahar, di Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.  

Dia mengatakan bahwa tidak ada yang menentukan bahwa fake GPS itu legal atau tidak. Namun fitur tersebut bisa digunakan oleh pengguna smartphone, termasuk untuk hal negatif. 

Biaya Amanda Manopo Pakai Ojol Selama Satu Tahun Bisa Beli Mobil Baru

Sementara itu, perusahaan ride hailing Grab dan Gojek juga tak menutup mata adanya pelaku fake GPS tersebut. Mereka dikatakan Jeffrey juga melakukan tindakan pengurangan penggunaan aplikasi pihak ketiga. 

Konferensi pers Spire, Jakarta, 30 Januari 2019

Gojek Kasih Tahu Bocoran Cara Asyik Liburan Akhir Tahun dengan Cara yang Lebih Hemat dan Praktis

"Dari aplikator sudah mengurangi hal tersebut, tren mengarah ke hal positif," kata dia. 

Jeffrey juga mengungkapkan bahwa pelaku fake GPS membagikan 'ilmu'-nya pada teman-temannya. Sehingga informasi aplikasi yang bisa digunakan baik di Grab dan Gojek akan tersebar di antara mereka. 

Kasus fake GPS ini menjadi salah satu tren penipuan yang ditemukan Spire Indonesia dalam survei mereka. Di kalangan driver, fake GPS biasa disebut dengan istilah 'tuyul'. Selain itu, Spire juga menemukan modus penipuan lain berupa mark up dan modifikasi aplikasi. 

"Tren mengenai fraud 1-2 tahun terakhir sejak aplikasi tumbuh besar. Order tuyul juga sudah dua tahun lalu," ujarnya.  

Dari hasil survei mereka, ada 1 dari 10 pengemudi Grab yang mengaku melakukan kejahatan tersebut. Sedangkan di kalangan Gojek, rasionya 7 banding 10 pengemudi.

Survei Spire ini dilakukan pada 40 pengemudi yang menggunakan dua aplikasi Gojek dan Grab sekaligus. Penelitian dilakukan di empat kota yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bandung. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya