Aplikasi Ini Punya Senjata Rahasia Manjakan Konsumen dan Merchant
- VIVA/Novina Putri Bestari
VIVA – Yukk merupakan aplikasi agregator buatan anak bangsa yang hadir dengan tujuan memudahkan konsumen bertransaksi nontunai atau cashless ketika berbelanja.
Menurut Deputy Chief Executive Officer Yukk, Stevanus Rahardja, aplikasinya menawarkan teknologi yang sesuai kebutuhan konsumen.
Pertama, kata dia, membuat ekosistem omnichannel, yaitu menggabungkan dunia digital atau online dan fisik atau offline.
"Awalnya, kita hanya memfasilitasi merchant berjualan. Ke depan, merchant bisa gabung lewat platform kita. Tujuannya, memudahkan user dan merchant dalam bertransaksi," kata Stevanus kepada VIVA, Minggu 23 Desember 2018.
Kedua, teknologi lain yang diusung Yukk adalah beacon. Ia menuturkan teknologi ini mampu mendeteksi tenant dan toko yang berada di sekitar konsumen, dan terkoneksi dengan Bluetooth.
Hal ini akan memudahkan berbelanja keperluan tanpa memerlukan banyak waktu untuk mencarinya terlebih dahulu. Selain itu, teknologi ketiga yang sedang dikembangkan adalah augmented reality (AR).
Teknologi ini, kata Stevanus, diklaim memberi pengalaman belanja langsung di toko lewat gadget, dan akan diterapkan di aplikasi Yukk pada 2019.
“Kita, kan, pasti collect database user. Jadi segala behavior customer kita tahu. Biasa belanja apa? Fesyen misalnya. Nah, fesyen-nya ke arah mana. Kan, kita punya kategori-kategorinya. Konsumen makin mudah pakai Yukk karena users friendly," ungkap Stevanus.
Hingga kini, mayoritas merchant yang ada di aplikasi yang hadir sejak 1 Maret 2018 tersebut adalah makanan dan minuman (F&B), yaitu 45 persen. Disusul fesyen 30 persen, dan sisanya layanan sebesar 25 persen.
"Tahun depan kami menargetkan 200 ribu user dan 600 merchant gabung dengan Yukk," kata Stevanus.