Dongkrak Omzet Toko Tradisional Lewat Ponsel
- ko-in.co.id
VIVA – Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa 99,9 persen atau sekitar 57 juta unit usaha di Indonesia adalah usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM). Sedangkan 50 persen dari total penduduk Indonesia sebesar 262 juta jiwa merupakan usia produktif.
Potensi yang sangat besar ini jika dikelola dengan baik maka akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
Meski begitu, masih ada hambatan untuk memajukan sektor UMKM. Salah satunya, kurang berminatnya masyarakat berbelanja di warung atau toko tradisional.
"Masyarakat mengeluh karena harganya tidak kompetitif, produk yang dijual tidak lengkap, serta kurang mendukung kenyamanan. Ini mungkin karena penataan produk di warung atau toko tidak menarik," kata Kepala Eksekutif Koin, Devi Erna Rachmawati di Jakarta, Kamis, 6 Desember 2018.
Ia juga mengatakan jumlah toko tradisional yang ada di wilayah Jabodetabek mencapai 35 ribu. Inilah yang menjadi ceruk pasar menjanjikan bagi PT Ritel Global Solusi, lewat aplikasi layanan digital warung tradisional berlabel Toko Indonesia (Koin).
Terlebih, kata Devi, jumlah industri ritel modern untuk kategori fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara dengan kenaikan sebesar 8,3 persen dibandingkan tahun lalu.
"Kami menawarkan layanan digital kepada pemilik warung. Mulai dari pesan, kirim, sampai barang tiba. Biaya pesan layanan antar hanya kami kenakan Rp2.500. Ini supaya membantu mereka mendongkrak omzet antara Rp1 juta sampai Rp2,5 juta per hari," ungkap Devi.
Ia mengklaim bahwa omzet warung tradisional sekarang rata-rata Rp500 ribu per hari. Padahal, tiga tahun yang lalu, menurut Devi, masih sanggup mendapatkan omzet Rp3 juta.
"Salah satu penyebab berkurang banyaknya omzet mereka karena kurang memanfaatkan layanan digital," jelas dia.
Saat ini, Koin sudah melayani beberapa pesanan seperti berbelanja keperluan harian, produk-produk UMKM, pembelian pulsa elektronik, sampai pembelian tiket transportasi serta umrah.
Devi berharap bisa menggandeng sebanyak lima ribu mitra warung tradisional di wilayah Jabodetabek pada tahun depan. Tahap berikutnya yang dikembangkan adalah layanan aplikasi Ko-Gold and Ko-Money Changer bekerjasama dengan I-Bank.
"Aplikasi Koin sudah bisa diunduh di Google Play Store mulai tanggal 9 Desember besok," papar Devi.
Sementara itu, Kepala Eksekutif PT Envy Technologies Indonesia, Mohd Sopiyan Mohd Rashdi, menambahkan, jika perusahaannya turut membantu Koin dalam memberikan solusi digitalisasi di bisnis ritel.
"Kami bersama Ritel Global Solusi mengembangkan aplikasi yang memberikan solusi bagi pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital. Salah satunya meningkatkan omzet mereka," ujar Sopiyan. (ase)