Pesaing Gojek dan Grab Tegaskan Tak Ada Aplikasi Fake GPS
- VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah
VIVA – Kepala Eksekutif Anterin, Imron Hamzah, menegaskan bahwa perusahaannya tidak ada aplikasi fake global positioning system (GPS) atau tuyul seperti yang dialami mitra pengemudi atau driver lain. Anterin adalah layanan transportasi online lokal yang digadang-gadang sebagai pesaing Gojek dan Grab di industri berbagi tumpangan atau ride-sharing Tanah Air.
Menurut Imron, filosofi tuyul ini seolah-olah mendapatkan penumpang, lalu mengantarkan sampai ke tempat tujuan. Padahal, driver tersebut hanya diam di tempat. Ia juga mengatakan bahwa fungsi aplikasi sejatinya sebagai jembatan antara konsumen atau demand serta mitra pengemudi atau supply.
"Kami enggak ada seperti itu. Karena ujung-ujungnya konsumen dirugikan. Aplikasi itu bagaimana menyeimbangkan supply and demand," kata dia kepada VIVA, Senin 10 September 2018. Bicara kesejahteraan driver, Imron mengungkapkan bahwa Anterin hadir dalam konsep marketplace.
Artinya, memposisikan driver sebagai wirasusaha atau entrepreneur, bukan karyawan. Selain itu, Anterin tidak mengambil komisi dari hasil keringat driver.
"Kami hanya aplikasi. Yang menentukan harga, rating, jarak kedekatan ataupun gender itu kesepakatan driver dan konsumen. Inilah yang membedakan kami dengan yang lain. Kami hanya memberlakukan biaya langganan sebesar Rp10 ribu per hari," tegas Imron.
Perkembangan ojek online kurun waktu 5-6 tahun ini disebut Imron justru telah menurunkan pendapatan pengemudi. Pendapatan dan pengeluaran tidak berjalan berimbang, sehingga driver hanya mendapat penghasilan di bawah rata-rata.
"Kehadiran kami ingin mengembalikan pendapatan driver," papar dia. Anterin resmi mengaspal di Jakarta pada Kamis, 16 Agustus kemarin. Layanan ini hadir dengan beberapa pengalaman baru yang bisa dinikmati konsumen.
Salah satu fitur terbaru yang mereka tambahkan ialah fitur chat. Di dalam fitur tersebut user dan pengemudi tidak hanya bisa mengirim pesan teks, melainkan juga gambar dan pesan suara. (ren)