Twitter 'Comot' Platform Antipenipuan Smyte, Pelanggan Geram
- REUTERS/Regis Duvignau
VIVA – Salah satu aplikasi media sosial, Twitter, pada Jumat hari ini, 22 Juni 2018, resmi mengakuisisi Smyte sebagai bagian dari perusahaannya.
Manajemen Twitter berharap Smyte diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada di platform Twitter seperti penyalahgunaan online, pelecehan, spam, dan sistem keamanan.
Mengutip situs Techcrunch, Smyte memiliki deretan klien platform ternama di antaranya Indiegogo, GoFundMe, Npm, Musical.ly, TaskRabbit, Meetup, OLX, ThredUp, YouNow, 99 Desain, Carousell, dan Zendesk.
Sedikit informasi, Smyte adalah platform penyedia perlindungan antipelecehan dan antipenipuan, sehingga bukan suatu bisnis yang bisa dimatikan dalam waktu semalam.
Aksi korporasi ini ternyata membuat basis pelanggan Smyte terlunta-lunta dengan masalah produksi terkait dengan keamanan platform mereka sendiri.
Sebab, secara efektif Smyte akan meninggalkan semua klien-nya dalam kesusahan. Oleh karena itu, banyak pihak yang tidak senang dengan penggabungan usaha ini dan melayangkan keluhannya secara langsung ke platform Twitter.
Perusahaan yang menggunakan jasa Smyte sebagian besar adalah merek ternama yang ditetapkan untuk memerangi penipuan, penyalahgunaan, pelecehan, penipuan, spam, dan masalah keamanan lainnya.
Menurut laporan dari mereka yang terkena dampak, Smyte hanya memberikan sedikit peringatan kepada klien tanpa memberi mereka waktu.
Mereka hanya mendapat informasi melalui telepon, sampai akhirnya layanan tersebut menghilang. Banyak protes ternyata tidak membuat Twitter buka suara. Mereka menolak untuk berkomentar mengenai hal ini.