5 Fakta Driver Perempuan Grab, Terakhir Bikin Miris

Ilustrasi driver perempuan Grab
Sumber :
  • Viva.co.id/Vina

VIVA – Salah satu penyedia transportasi online di Indonesia, Grab, mengaku tidak pernah pilah-pilih gender dalam urusan rekrutmen driver. Saat ini jumlah driver wanita di Grab baru mencapai 10 persen dari hampir satu juta total jumlah driver.

Grab Pertemukan 4 Startup Lokal Ini ke 100 Calon Investor Potensial

Pihak Gran Indonesia mengaku, meski jumlah mereka tidak terlalu banyak namun proses rekrutmen tetap disamakan dengan driver laki-laki, termasuk mengikuti tes dan pelatihan untuk menjadi mitra Grab. Namun begitu, bukan berarti tak ada beda perlakukan dari Grab maupun penumpang terhadap driver perempuan.

"Sebenarnya kalau proses rekruitmen sama driver perempuan driver laki-laki, selama mereka memenuhi administrasi kemudian mereka lolos test safety driver itu udah bisa jadi mitra grab kita. Jadi enggak ada perbedaan proses rekruitmen," jelas Head of Logistics (Grab Express), Tyas Widyastuti, di Jakarta, Rabu, 18 April 2018. 

Siap-siap, Driver Grab Bakal Dapat Ini

Situasi kantor Grab Indonesia usai akuisisi Uber.

Berikut ini beberapa fakta yang pernah didapatkan oleh driver perempuan Grab dalam pekerjaannya bersaing dengan driver pria.

Grab Ungkap 99 Persen Mitra Driver Tetap Layani Penumpang Meski Ada Demo

1. Acara Khusus Wanita
Grab Indonesia berusaha membangun hubungan dengan driver wanita nya dengan mengadakan beberapa acara khusus. Salah satunya acara Untukmu Kartini Masa Kini. Di sini driver perempuan Grab diberi beberapa tips untuk mengemudi dengan aman dan nyaman. Untuk sisi wanitanya juga diadakan beauty class juga. 

"Ojek yang pengemudinya wanita itu enggak umum, jadi kita juga support mereka di jalanan. Dengan cara event ini," ujar Tyas.

Grab memang belum mengadakan acara berkala khusus mitra Perempuan. Namun mereka mengadakan acara di setiap hari khusus Wanita, misalnya Hari Kartini dan Hari Ibu. 

2. Penghargaan
Grab Indonesia tak mau melewati kesempatan untuk mengapresiasi para mitra wanita yang mau bekerja dengan beban sama beratnya dengan lelaki. Tyas menyatakan bahwa Grab membuat apresiasi lebih untuk para  wanita yang menjadi driver-nya dalam bentuk finansial. Walau termasuk driver laki-laki mendapatkan apresiasi juga, tapi untuk driver wanita dibuatkan khusus lima driver di setiap wilayah yang memiliki peringkat terbaik.

"Kita juga berikan apresiasi. Kalau dua roda kita punya apresiasi Top Five biker wanita yang kita apresiasi setiap bulan. Karena Effort mereka berat sama seperti para lelaki tapi dia juga tidak umum," jelas Tyas. 

3. Rating Lebih Tinggi
Dewi juga menyatakan bahwa ternyata rating driver perempuan di Grab lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sayangnya juga masih ada penilaian negatif soal perempuan pengendara ojek online.  "Buktinya di Grab ini, ratingnya malah lebih tinggi perempuan. Mereka (konsumen) lebih puas diantar oleh driver perempuan," ujarnya. 

4. Lebih Pilih Driver Tanpa Penumpang
Tyas menyatakan bahwa kebanyakan mitra perempuan memilih untuk bekerja tanpa penumpang, seperti layanan Grab Food atau Grab Express. Walaupun masih banyak juga yang memilih jadi driver Grab Bike. 

"Kalau yang dua roda, biasanya berdasarkan interview dengan driver wanita, mereka lebih prefer mengambil order yang food atau express. Mereka lebih memilih yang tidak berhubungan dengan penumpang," ujar Tyas. 

5. Sering Dicancel 
Wanita dianggap tak umum mengendarai kendaraan, apalagi membawa penumpang. Hal itu juga yang sering menjadi masalah bagi driver wanita. Tak jarang mereka harus dicancel, saat pelanggan tahu mereka dapat driver wanita. 

Ada pula pengguna Grab Indonesia laki-laki yang berinisiatif untuk membawa kendaraannya dan driver wanita yang dibonceng. Namun Tyas melihat ini bagian dari stigma perempuan membawa kendaraan yang dipikirkan oleh para pelanggan Grab.

"Bisa enggak dia bawa motor dan itu wajar. Makanya ini kita kasih safety riding. (Seperti) Kebanyakan juga pakai jilbab, bagaimana mengemudi supaya enggak ganggu, agak berbeda," jelasnya.

Public Relations Manager Grab Indonesia, Dewi Nuraini mengatakan pembatalan pengguna karena tidak mau disupiri perempuan juga sangat merugikan para mitra perempuan mereka, karena akan terpengaruh pada penilaian performa mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya