Zuckerberg Klaim Jadi Korban 'Garong' Cambridge Analytica
- REUTERS/Leah Millis
VIVA – Pendiri dan Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg mengklaim jika data pribadinya ikut dicuri dan dijual oleh konsultan politik Inggris, Cambridge Analytica.
Hal itu ia ungkapkan saat Rapat Dengar Pendapat hari kedua dengan Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington DC, seperti dikutip Vice, Kamis, 12 April 2018.
"Apakah data pribadi Anda termasuk yang ikut dicuri dan dijual kepada pihak ketiga?" ungkap Senator dari Partai Demokrat Anna Eshoo. "Betul," Zuckerberg, menegaskan.
"Apakah Anda pikir Anda memiliki tanggung jawab moral untuk menjalankan platform demi melindungi demokrasi kita?" Eshoo bertanya kembali pada Zuckerberg. "Saya katakan ya, Senator," balas Zuckerberg.
Kendati Zuckerberg mengakui hak privasinya dilanggar, namun ia juga diberikan hak istimewa pada platform yang dikendalikannya.
Zuckerberg bersama para eksekutif lainnya secara permanen menghapus pesan yang mereka kirim ke orang lain di aplikasi. Hak ini tidak dimiliki oleh pengguna lainnya.
Eshoo juga menekan Zuckerberg tentang apakah ada perusahaan lain seperti Cambridge Analytica yang memanen data pengguna tanpa sepengetahuan mereka, lalu menggunakannya untuk tujuan yang tidak diketahui oleh mereka.
Untuk pertanyaan ini, Zuckerberg tidak bisa menjawab dengan pasti. "Kami terus menyelidiki, Senator," papar dia. Facebook mengatakan bahwa data pribadi 87 juta penggunanya digunakan untuk kampanye pemenangan Donald John Trump dan Brexit.
Tak hanya itu, Facebook juga gagal memberi tahu pengguna yang data pribadinya disusupi setelah perusahaan menemukan bahwa Cambridge Analytica telah membeli kembali informasi tersebut pada 2015.
Sebenarnya, Facebook telah meminta Cambridge Analytica untuk menghapus seluruh informasi yang telah dicurinya. Namun, salinannya tetap dipegang oleh perusahaan yang salah satunya tangan kanan Trump, Steve Bannon.