Setelah Tiket.com dan Gojek, Siapa Lagi Bidikan Djarum
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA – Perusahaan modal ventura milik Grup Djarum, Global Digital Prima Venture, melalui PT Global Digital Niaga bersama PT Astra International Tbk bersedia berinvestasi di Gojek pada pertengahan Februari 2018.
Untuk diketahui, sebelum Gojek, mereka juga mengakuisisi 100 persen perusahaan travel agent online Tiket.com pada pertengahan tahun lalu melalui Blibli.com, yang juga dimiliki oleh GDP Venture.
Nilai akuisisi Gojek maupun Tiket.com tidak disebutkan, dan hanya Astra saja yang menyebut angkanya senilai Rp2 triliun.
Di mata Chief Communications Officer Tiket.com, Gaery Undarsa, kebijakan GDP Venture menggelontorkan dananya ke perusahaan besar merupakan strategi bisnis yang sudah direncanakan.
"Mereka investasi (tentu) ada strategic plan-nya. (Artinya) Ada beberapa hal yang berkelanjutan," kata dia di Jakarta, Senin, 26 Februari 2018.Â
Gaery berharap bahwa akan ada kelanjutan bagi Tiket.com dan Gojek sendiri. Sebab, ia melihat perusahaan aplikasi transportasi online itu memiliki perkembangan yang paling signifikan, baik terkini maupun ke depannya, terutama fitur Gopay yang dinilai sebagai suatu inovasi.
"(Tapi) GDP itu kan (perusahaan) gede banget. Nggak cuma Tiket.com saja (yang diakuisisi). Ya, kita doakan saja lah," kata Gaery.
Setelah diakuisisi GDP, Gaery mengaku bahwa terdapat peningkatan dari segi penjualan mencapai dua kali. Selain itu aplikasi Tiket.com juga mengalami peningkatan jumlah unduhan atau download.
"Transaksi di atas 20 ribu per hari. Benar-benar everyday. Sebelum diakuisisi hanya 10 sampai 15 ribu. Install aplikasi tahun lalu mencapai 3 juta. Tahun ini di atas 5 juta diharapkan untuk 4 bulan ke depan," paparnya.
Menurut Gaery peningkatan jumlah unduhan aplikasi karena orang lebih suka bertransaksi menggunakan aplikasi. Selain itu karena jauh lebih mudah ketimbang transaksi menggunakan browser biasa.
"Lewat aplikasi dirasa lebih irit data internet," paparnya. Tahun ini Tiket.com menempati kantor barunya di Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat di lantai 5.
"Satu lantai ini bisa menampung 3.000-an orang. Tapi memang sekarang belum semua karyawan kita pindah. Bertahaplah," tutur Gaery.