Obat Tradisional Diklaim Sukses Bersaing di Era E-Commerce
- Pexels/Nikolay Osmachko
VIVA – Perusahaan rintisan atau startup di era digital saat ini memang tidak terhitung jumlahnya. Bahkan, Indonesia e-Commerce Association (iDEA) tidak memiliki data yang pasti berapa jumlah startup berbasis jual beli online di Tanah Air.
Tidak heran jika kompetisi pun semakin ketat. Menurut hasil riset dari Google Temasek, pembelian produk melalui e-commerce pada 2017 mencapai US$10,9 miliar (sekitar Rp144 triliun), melonjak 41 persen dari angka US$5,5 miliar (Rp72,7 triliun) dari 2016.
Besarnya potensi industri e-commerce di Indonesia ini pun turut dirasakan oleh Gogobli. Chairman and Founder Gogobli.com, Halim H, mengklaim perusahaannya telah mencatat pertumbuhan yang cukup besar.
"Kenaikan ini berkat aksi kami yang kian agresif. Kami menjawab berbagai tantangan dari rantai distribusi dan pemasaran di kota-kota kecil di Indonesia lewat kemitraan dengan lebih dari 15 ribu toko yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya di Jakarta, Selasa, 30 Januari 2018.
Tidak hanya itu, hingga kini Gogobli juga telah menggaet lebih dari 500 brand principal ternama untuk memasarkan produknya di perusahaan tersebut.
Platform jual jamu dan obat herbal itu pun mengklaim jika produk-produk kecantikan dan kesehatan yang dijual telah lulus uji BPOM yang didatangkan langsung dari distributor resminya. Untuk produk jamu dan herbal juga sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan.
"Kami bukan hadir sebagai kompetitor tapi sebaliknya. Gogobli justru hadir untuk membangun kemitraan dan merangkul para bisnis ritel offline dengan menghadirkan produk-produk aman dengan harga kompetitif, memungkinkan para pebisnis ritel untuk mendapatkan keuntungan lebih," ungkap dia.
Tahun ini, ia berharap dapat terus menunjukkan pertumbuhan positif di Indonesia dan menjadi platform online penyedia produk kesehatan dan kecantikan terbesar di Indonesia. (one)