Modalku Bidik Tiga Sektor UMKM Tahun Ini

CEO Modalku, Reynold Wijaya (kiri) dan COO Iwan Kurniawan (kanan).
Sumber :
  • Dok. Modalku

VIVA – Data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan bahwa kebutuhan kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air mencapai Rp1.700 triliun per tahun. Sementara lembaga keuangan yang ada hanya mampu memenuhi Rp700 triliun dari total kebutuhan tersebut.

OJK Sebut Industri Fintech RI Masih Lemah Modal hingga Kurang SDM Berkualitas

Selain itu, regulator bagi industri keuangan Indonesia ini menunjukkan kalau pendanaan gotong royong online atau fintech peer-to-peer (P2P) lending telah memberikan kontribusi lebih dari Rp2,5 triliun sepanjang tahun lalu.

Menurut CEO Modalku, Reynold Wijaya, angka kontribusi sebesar itu termasuk berasal dari perusahaannya. Penyedia layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi ini telah menyalurkan lebih dari Rp540 miliar pinjaman kepada UMKM.

OJK Sebut Pengembangan Industri Keuangan RI Butuh Peran Krusial Sektor Ini

Adapun untuk total pencairan pinjaman modal usaha, Modalku sudah menyalurkan sebesar Rp1 triliun untuk lebih dari 2.000 UMKM di tiga negara, yakni Indonesia, Singapura dan Malaysia.

"Dari Rp1 triliun, kami sudah menyalurkan Rp540 miliar untuk pelaku UMKM hanya di Indonesia. Itu tahun lalu. Tahun ini tentu kami akan lebih menggiatkan bisnis agar UMKM di Indonesia semakin memiliki akses modal usaha," kata Reynold di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.

Kembangkan Ekosistem Industri Fintech, AFPI Perluas Jaringan Global

Kendati demikian, lanjut Reynold, masih ada tantangan yang masih dihadapi pelaku UMKM. Di antaranya keterbatasan akses kredit karena tak cukup agunan, tidak memiliki riwayat kredit, atau produk pinjaman yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.

Oleh karena itu, Modalku akan fokus pada tiga segmen pada tahun ini. "Sektor perdagangan, manufaktur dan jasa. Data kami menunjukkan bahwa di akhir tahun lalu sekitar 87 persen dari total pencairan Modalku ditujukan bagi ketiga industri ini," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, COO Modalku, Iwan Kurniawan menambahkan, dengan fokus pada tiga sektor ditambah memperluas akses pinjaman, diharapkan Modalku dapat semakin gencar mendukung inklusi keuangan di Indonesia.

"Kami berharap model bisnis P2P lending menjadi alternatif sumber modal usaha bagi UMKM. Dengan mendanai UMKM maka pemberi pinjaman Modalku mendapatkan alternatif investasi dengan tingkat return menarik. Lebih tinggi dibandingkan deposito dan obligasi," tutur Iwan.

Di sisi lain, Iwan menuturkan, sebagai debitur, UMKM mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan dengan proses online yang mudah dan cepat.

Mengenai sokongan dana, ia mengaku sudah menggandeng sejumlah perbankan. Salah satunya PT Bank Sinarmas Tbk. Pada 2016, kedua perusahaan meneken kerja sama pemberian pembiayaan P2P untuk UMKM.

"Dalam kemitraan ini Bank Sinarmas bisa memberikan kredit kepada pelaku UMKM melalui platform Modalku,” katanya, menjelaskan.

Peer to peer lending merupakan praktik yang mempertemukan pihak yang membutuhkan pinjaman dengan pihak pemberi pinjaman melalui sebuah platform. (ase)

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman

OJK Ungkap Ada 14 Perusahaan Pinjol Belum Penuhi Ekuitas Minimum

OJK ungkap hingga saat ini sebanyak 14 perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) belum memenuhi ekuitas minimum Rp 7,5 miliar.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024