Google Glass Hidup Kembali
- blog.x.company
VIVA.co.id – Perangkat sandang Google yang dikenakan di kepala, menunjukkan belum mati. Setelah akhir bulan lalu, Google mengumumkan pembaharuan Google Glass. Kemarin, Google meluncurkan Google Glass untuk segmen bisnis, Google Glass Enterprise Edition atau Google Glas EE.
Dikutip dari Mashable, Rabu 19 Juli 2017, Google Glass versi pengembangan kedua ini punya kemampuan yang lebih dibanding versi awal Google Glass Explorer Edition. Pada versi awal, perangkat sandang itu mencatat kejadian aktivitas sehari-hari, menjawab permintaan pencarian secara acak dan lainnya. Sedangkan versi Google Glass saat ini, telah menjadi perangkat pokok di manufaktur dan ruang darurat.
Pekerja pabrik bakal menggunakan Google Glass EE untuk mendapatkan panduan produksi dan tetap memantau pekerjaan mereka melalui perangkat tersebut. Menurut laporan, tim kecil dari Alphabet mengembangkan Google Glass 2.0 tersebut.
Ada perbedaan Google Glass EE dengan versi awal. Google Glass EE dikembangkan untuk mendukung bingkai reguler dan melindungi mata pemakaiannya. Selain itu, pekerja cukup mengaktifkan software khusus perusahaan dengan perintah singkat, 'Ok Glass'.
Kemudian, bingkai Google Glass EE bisa dilipat. Alphabet menuturkan, kekuatan pemprosesan Google Glass EE ini lebih banyak, daya tahan baterai lebih baik dan dilengkapi dengan kamera superior 8 megapiksel. Menariknya, Google Glass EE disebut mampu terhubung dengan perangkat lain. Jangan khawatir, Alphabet telah menangani masalah privasi yang menjadi sorotan pada Google Glass Explorer Edition.
Perubahan lainnya, sebuah tombol mampu mengalihkan antara tampilan kaca mata panduan kerja menuju kaca mata pengaman. Perangkat itu juga punya LED merah yang menyala saat merekam video.
Alphabet memastikan telah menangani soal privasi konten yang menjadi perhatian pada Google Glass Explorer Edition.
Saat ini sudah ada lebih dari 50 entitas bisnis yang menggunakan Google Glass dalam pabrik mereka. Di antaranya AGCO, DHL, Dignity Health, NSF International, Sutter Health,The Boeing Company, Volkswagen sampai GE Aviation.
Diberitakan sebelumnya, Google memperbaharui Google Glass untuk pertama kalinya sejak 2,5 tahun lalu. Pembaruan Google Glass pada akhir Juni lalu dinilai sebagai kejutan, sebab Google diprediksi tak akan menghidupkan lagi Google Glass.
Selama hampir tiga tahun, tak ada kabar perkembangan Google Glass tersebut.
Laman Independent, bahkan menuliskan Google sudah 'terima' dengan kemungkinan Google Glass menjadi produk gagal. Laman ini menuliskan, adopsi dan sambutan publik atas Google Glass tak begitu besar. Kacamata pintar itu, bahkan dinilai aneh, mengerikan dan mahal.
Tanda-tanda Google tak mengembangkan Google Glass terlihat pada 2015, saat perusahaan raksasa digital itu menghentikan penjualan Google Glass Explorer Edition pada Januari 2015. Google juga mematikan website dan akun media sosial Google Glass. (asp)