Kasus Note 7, Samsung Klaim Malah Untung

Galaxy Note 7.
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo

VIVA.co.id – Kasus meledaknya Samsung Note 7 ternyata tidak memberikan dampak signifikan pada pendapatan perusahaan elektronik asal Korea Selatan itu. Malah operating profit Samsung lebih tinggi ketimbang yang ditargetkan.

Cincin Mungil bikin 'Burnout' hingga Stres jadi Terkendali

Dalam laporan keuangan yang diposting Samsung, dilansir dari Engadget, keuntungan perusahaan mencapai US$7,9 miliar di kuartal terakhir 2016, periode Oktober dan Desember. Angka ini lebih tinggi dari harapan Samsung yang menargetkan keuntungan US$7,8 miliar.

Menurut pihak Samsung, angka US$7,9 miliar itu mengalami kenaikan sekitar 50 persen lebih tinggi ketimbang kuartal yang sama tahun lalu. Bahkan ini merupakan pencapaian tertinggi selama tiga tahun belakangan.

Itharaa Alkhair Berkomitmen Berikan Pelayanan Terbaik Bagi Jemaah Haji

Samsung menjelaskan, banyak hal yang menjadi faktor meningkatnya operating profit perusahaan itu. Salah satu yang paling berperan adalah bisnis penjualan chip yang meningkat cukup pesat pada kuartal tersebut. Chip Samsung berhasil membukukan pendapatan US$4,25 miliar, atau naik 77 persen dibanding periode yang sama setahun lalu.

Tidak hanya divisi chip yang mengalami kenaikan pendapatan, tapi juga bisnis display Samsung, baik itu televisi OLED maupun panel UHD berukuran besar.

SeaBank Laporkan Laba Bersih Rp 291 Miliar pada Kuartal-III 2024, Fokus Pembiayaan Segmen Ritel

Ada juga, kata Samsung, kontribusi dari melemahnya mata uang Korea Won. Apalagi selama ini Samsung selalui bertransaksi dengan menggunakan dolar Amerika.

"Bisnis mobile Samsung (smartphone) juga tidak terlalu rendah kontribusinya. Bukan dimaksud pada smartphone Galaxy Note 7 melainkan Galaxy S7 dan S7 Edge, serta beberapa model smartphone lainnya yang dikeluarkan tahun ini," ujar pihak Samsung. (ren)

penetapan upah minimum (ilustrasi)

BPS Sebut Standar Hidup Layak di Indonesia Rp 1,02 Juta per Bulan pada 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan standar hidup layak di Indonesia, yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita per tahun.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024