Ambisi Huawei, Geser Samsung Lima Tahun Lagi
- http://www.begawei.com
VIVA.co.id – Hubungan China dan Amerika saat ini sedang memanas pasca terpilihnya Trump menjadi Presiden AS. Namun hal ini sepertinya tidak menghentikan langkah Huawei untuk tetap merambah pasar Amerika serikat.
Vendor smartphone dan jaringan telekomunikasi asal China itu mengatakan telah mematok target besar sampai lima tahun ke depan. Mereka optimistis akan menjadi vendor smartphone nomor satu di dunia pada 2022. Salah satunya adalah dengan masuk ke pasar Amerika.
"Kami ingin menjadi (vendor smartphone) nomor dua dalam kurun dua tahun ke depan. Dalam lima tahun, kami ingin jadi nomor satu," ujar Richard Yu, Director of Consumer Business Group di Huawei, seperti dikutip dari Phys.org, Jumat, 6 Januari 2016.
Saat ini Huawei menduduki posisi tiga sebagai vendor smartphone dunia. Posisi pertama dan kedua diisi oleh Samsung dan Apple. Sedangkan posisi empat dan lima diduduki Vivo dan Oppo.
Menurut Yu, salah satu yang menjadi andalannya adalah dua smartphone terbaru, yang dipamerkan di CES 2017, Mate 9. Dia mengklaim jika semua produk smartphone buatan Huawei telah melalui uji coba teknik yang bertubi-tubi, ditambah dengan survei konsumen. Ini merupakan hal yang tidak pernah dilakukan dia vendor lain di atasnya, Samsung dan Apple.
Dia juga menyebut jika masuk ke pasar Amerika merupakan hal yang penting. Huawei akan masuk dengan smartphone segmen premium. Oleh karena itu, Yu mengatakan, Huawei akan mulai membangun hubungan dengan operator di negara itu. Saat ini memang kebanyakan smartphone yang terjual oleh Huawei adalah perangkat yang tidak di-lock. Sedangkan di AS, kebanyakan distribusi smartphone berasal dari operator dengan sistem lock.
"Dalam dua sampai lima tahun ke depan, kita harus lebih banyak berhubungan dengan operator. Smartphone yang beredar di sana (AS) kebanyakan membosankan. Di pasar Amerika, konsumen butuh produk yang lebih baik," kata Yu.
Terkait dengan hubungan China dengan Amerika yang sedang tak harmonis, Yu mengatakan jika itu hanyalah masalah kesalahpahaman. Isu ketidaksenjangan itu pun semakin ditiupkan oleh para kompetitor Huawei agar bisa memerangi vendor China itu.
"Kami tak memiliki hubungan dekat dengan pemerintah manapun. Huawei adalah perusahaan swasta yang dimiliki oleh para karyawannya. Oleh karena itu kami memastikan tidak akan bekerja sama dengan pemerintah manapun, apalagi untuk memata-matai konsumen di negara lain," jelas Yu.
Dalam laporannya, Huawei mengklaim penjualan smartphone-nya total 139 juta unit di tahun 2016. Angka ini naik 29 persen dibanding tahun sebelumnya. Laporan terakhir, pangsa pasar Huawei di seluruh dunia mencapai 8,7 persen. (ase)