Oppo Targetkan Ponsel Kamera Laku Satu Juta Unit

Model mempertunjukkan Oppo F1
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Setelah diklaim IDC berhasil menduduki posisi nomor empat di pasar ponsel dunia, Oppo langsung menggeber penjualannya. Beberapa negara di Asia Tenggara diklaim memberikan kontribusi yang besar bagi pangsa pasar Oppo.

Infinix Mengaku 'Dikelabui' Pemerintah Soal TKDN

"Masuknya kami di peringkat empat besar dunia dipengaruhi oleh ekspansi pasar di wilayah Asia Tenggara. Kontribusi terbesar dari China, Indonesia, Vietnam dan Thailand," ujar Alinna Wenxin, Brand Manager Oppo Indonesia, di Jakarta, Senin malam, 20 Juni 2016.

Tidak heran jika kemudian Oppo menggeber penjualannya. Salah satunya di Indonesia. Tahun ini setidaknya Oppo telah mengeluarkan tiga model smartphone di antara delapan yang direncanakan meluncur tahun ini. Varian Oppo F1 dan F1 Plus diklaim mendapatkan antusiasme yang tinggi di Indonesia.

Oppo F1 Plus Diklaim Laku 1.000 Unit per Hari

"Sejak diluncurkan Februari dan April, F1 dan F1 Plus telah menyumbang sekitar 30 persen dari total penjualan secara nasional. Oleh karena itu kami targetkan total penjualan ponsel kamera sekitar satu juta unit sampai akhir Agustus 2016," ujar Alinna.

Dikatakan Alinna, saat ini Oppo telah memiliki pangsa pasar sebesar 8,9 persen di Tanah Air. Angka ini membuat survei Gfk memasukkan Oppo di posisi lima besar produsen smartphone di Indonesia.

Oppo F1 Plus Edisi Barcelona Dijual Terbatas di Indonesia

Ditambahkan Media Engagement Oppo, Aryo Meidianto, semua ponsel besutannya yang masuk ke Indonesia sudah pasti memiliki teknologi jaringan 4G namun tidak semua memiliki kemampuan selfie expert seperti varian F1. Soal tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pun Oppo dipastikan mengikuti regulasi yang ada.

"Bisa dibilang, kami ini manufaktur, bukan vendor. Kami sudah punya pabrik sendiri di Tangerang, tidak menumpang di pabrikan lain. Jadi total TKDN kami sudah 21 sekian persen," ujar Aryo.

Anehnya, meski telah memiliki pabrik sendiri, TKDN 21 persen ini masih terbilang kecil. Vendor tetangga, yang menumpang pabrik manufaktur lain, sudah mengklaim memiliki TKDN sampai 25 persen.

"Mereka boleh mengklaim berapa saja tapi kan hitung-hitungan dari pemerintah juga belum jelas. Saya juga bisa bilang lebih besar lagi tapi penghitungan dari pemerintah seperti itu," kata dia.

Diketahui, dalam penghitungan TKDN Kementerian Kominfo menggunakan jasa dua perusahaan, Sucofindo dan Surveyor Indonesia.

Marketing Manager TP-Link-Neffos, Daniel Thian

TP-Link Berpacu Penuhi Aturan TKDN

Pondel debut TP-Link belum mengakomodasi jaringan 4G

img_title
VIVA.co.id
26 Juli 2016