Ini Masa Depan Virtual Reality ala Samsung Holodeck
- Cnet
VIVA.co.id – Samsung sudah memantapkan diri untuk menggarap pasar virtual reality lewat pengembangan perangkat holodeck. Namun, sebenarnya seperti apa gambaran Samsung terkait virtual reality di masa depan.
Samsung menjelaskan hal ini saat mengundang para pengembangnya di acara Samsung Developer Conference di San Francisco. Dalam acara tersebut, kepada divisi riset dan pengembangan Samsung menegaskan jika perusahaannya ingin virtual reality benar-benar bisa membentuk dunia sendiri, dunia virtual.
"Jika masuk ke holodeck, Anda akan benar-benar berada di dunia virtual, berinteraksi dengan semua objek virtual yang hidup di dalamnya. Itu adalah teknologi yang ingin kami ciptakan dalam perangkat virtual reality yang telah kami kembangkan," ujar Executive Vice President yang juga kepala software dan layanan, riset dan pengembangan Samsung, Injong Rhee, seperti dikutip melalui Cnet, Kamis, 28 April 2016.
Menurut Rhee, kenyataan yang ada saat ini dalam industri virtual reality, khususnya yang saat ini sedang dikembangkan Samsung, perangkatnya masih banyak kendala. Tidak hanya ukurannya yang berat dan mudah membuat penggunanya pusing, holodeck yang ada saat ini memiliki kualitas gambar yang masih jelek.
"Perangkat virtual reality juga membutuhkan banyak tenaga komputasi yang memungkinkan beroperasi dengan baik. Terlebih saat ini, perangkat masih mengandalkan kabel dan colokan, sehingga membatasi gerak pengguna. Ini tidak mobile dan kami ingin mobilitas tak terbatas untuk virtual reality di masa depan," kata Rhee.
Rhee menegaskan jika Samsung akan benar-benar membuat holodeck bekerja dengan sempurna. Caranya, dengan memberikan kemampuan untuk bisa bergerak bebas, menyentuh objek, melacak gerak tubuh, dan objek yang ada.
"Kami akan membuat perangkat virtual reality nirkabel dan tidak harus selalu bergantung pada smartphone. Anda akan melihat banyak produk kami yang ada di pasaran memiliki kemampuan virtual reality (VR) dalam beberapa tahun ke depan," kata Rhee.
Samsung memang mantap menggarap pasar VR. Pada 2014, perusahaan Korea Selatan itu telah bekerja sama dengan Facebook untuk menggarap perusahaan penyedia perangkat VR, Oculus. Mereka telah memperkenalkan Gear VR dan dibanderol seharga US$99, serta sebuah kamera VR bertajuk Gear 360.
Perusahaan riset dan konsultasi, Analysis Group, pada Februari lalu memprediksi jika pendapatan yang dihasilkan dari VR dan AR (augmented reality) pada 2020 akan mencapai US$2,8 miliar hingga US$126 miliar.
Jarak estimasi angka yang cukup besar itu menunjukkan bahwa tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada teknologi itu ke depannya. Namun begitu, sudah banyak perusahaan yang terjun ke dunia VR.
Selain Samsung, juga ada HTC, Facebook Oculus, Google, dan Sony. Bahkan, Chief Executive Officer (CEO) Apple, Tim Cook, pernah menyebut VR sebagai teknologi yang sangat keren.