Kontroversi Wi-Fi 'Hamil' di China
- iStockphoto
VIVA.co.id - Ada yang sedang menarik di Tiongkok atau China. Dua perusahaan teknologi lokal, Qihoo 360 dan Xiaomi, tengah terlibat debat kontroversial seputar 'Wi-Fi hamil'. Pangkal dari kontroversi ini adalah persaingan kedua perusahaan dalam rilis produk router.
Akhir pekan lalu, dilansir South China Morning Post, Selasa 23 Juni 2015, Qihoo 360 merilis router terbaru, P1, untuk memperbaharui lini router sebelumnya yang sudah berusia 6 bulan.
Rilis router P1 itu juga untuk menyaingi produk router keluaran Xiaomi, yang mempromosikan routernya bisa menyimpan foto sepanjang usia perangkat.
Nah untuk versi P1 teranyar itu, Qihoo 360 memasarkan bahwa router anyarnya itu melindungi kaum hawa yang hamil dari sinyal elektromagnetik hingga 70 persen.
"Kami menargetkan orang yang takut dengan radiasi," kata CEO Qihoo 360, Zhou Hongyi, dalam sebuah even awal bulan ini.
Hongyi bahkan tak segan menyinggung produk kompetitor yang tak memiliki kemampuan melindungi pengguna dari radiasi. Komentarnya itu kemudian memicu komentar dari kompetitornya.
"Kami pastinya melawan itu dan memalukan mereka yang menciptakan rumor dan menimbulkan instabilitas untuk tujuan bisnis," kata Xiaomi dalam akun resmi jejaring sosial Weibo.
Xiaomi menyindir, istilah produk router yang aman untuk orang yang berbadan dua itu hanyalah siasat sang kompetitor saja. Perusahaan mobile yang tengah naik daun itu berpandangan tidak ada bahaya dalam menggunakan Wi-Fi.
"Jadi menyebut mode hamil itu hanya taktik pemasaran saja. Menggunakan Wi-Fi itu aman, jadi mohon percaya, aman saat menggunakan Wi-Fi," kata Xiaomi dalam Weibo.
Memang selama beberapa tahun perdebatan masih ramai membahas apakah sinyal elektromagnetik Wi-Fi berbahaya atau tidak.
Laman BBC, menyebutkan sejauh ini ada pihak yang mengklaim sinyal elektromagnetik itu berbahaya, tapi masih dibantah pihak lain.
Riset perusahaan berbasis di AS, The BabySafe Wireless Project mengklaim radiasi nirkabel telah merisiko pada wanita hamil dan bayi mereka dalam kandungan.
Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
"Seluruh bukti menunjukkan paparan medan pada tingkat lingkungan khusus tidak meningkatkan risiko apapun seperti aborsi spontan, malformasi, berat badan lebih rendah dan penyakit bawaan," tulis WHO dalam situsnya.