Segini Biaya yang dikeluarkan Apple untuk Memproduksi iPhone di AS
- Techradar
Jakarta, VIVA – Di tengah kekacauan penerapan kebijakan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS), iPhone telah menjadi titik pertikaian, di mana Pemerintahan Presiden Donald Trump bersikeras bahwa perangkat elektronik seperti telepon seluler pintar (smartphone) harus diproduksi di AS.
Hal tersebut, menurut Apple, sesuatu yang hampir mustahil. Mengapa demikian? Bank of America berupaya mencari tahu berapa biaya sebenarnya yang diperlukan untuk memproduksi iPhone di AS — 85 persen di antaranya saat ini diproduksi di China, seperti dikutip dari situs Quartz, Kamis, 10 April 2025.
- Jika hanya perakitan akhir iPhone 16 Pro Max (yang mulai dijual dengan harga sekitar US$1.200) yang dipindah ke AS, maka harganya akan naik 25 persen berdasarkan biaya tenaga kerja.
- Jika Apple juga harus membayar tarif untuk mengimpor komponen ke AS sebelum perakitan, harganya akan meningkat hingga 90 persen.
- Menurut laporan BofA Global Research, Apple akan memerlukan keringanan tarif pada komponen/sub-rakitan yang diproduksi secara global agar peralihan manufaktur dapat dilakukan.
- Bank of America mengatakan bahwa meskipun mungkin saja untuk memindahkan perakitan akhir ke AS, tetapi memindahkan seluruh rantai pasok iPhone akan menjadi pekerjaan yang jauh lebih besar dan kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun, jika memungkinkan.
Perkiraan Bank of America ini sebesar 90 persen senada dengan prediksi Analis Wedbush, Dan Ives. Ia memperkirakan harga barang elektronik akan naik 40 hingga 50 persen bagi konsumen dan model iPhone yang harganya sekitar US$1.000 saat ini akan melonjak sampai US$3.500, jika diproduksi di AS.
"Tarif (impor) akan menyebabkan pendapatan teknologi keseluruhan turun, sedikitnya 15 persen. Kebijakan ini justru menyebabkan kehancuran ekonomi yang dapat membawa industri teknologi AS kembali ke satu dekade lalu. Sementara China terus melaju," tegas Ives.
