Ledakan Pager dan Walkie-Talkie di Lebanon, Apakah Perlu Kembali ke Alat Komunikasi Jadul

Telepon kaleng, mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak.
Sumber :
  • Antara/ Hasan Sakri Ghozali

Jakarta, VIVA – Lebanon dihantam rentetan ledakan perangkat elektronik selama sepekan.

Pada Selasa, 17 September 2024, ribuan pager (penyeranta) meledak menewaskan 12 orang dan melukai 2.800 lainnya. Satu hari kemudian, atau Rabu, 18 September 2024, giliran ratusan walkie-talkie meledak menewaskan 20 orang dan 450 lainnya terluka.

Peristiwa kelam yang melanda Lebanon pada dua pekan lalu membuat kita berpikir, apakah semua perangkat elektronik saat ini sudah tidak aman dari pengintaian sampai ancaman?

Lantas, haruskah kita menggunakan kembali perangkat komunikasi tradisional alias jadul (jaman dulu) supaya aman?

Sebagai infomasi, perangkat komunikasi tradisional adalah alat pengiriman pesan dari satu pihak ke pihak lain yang menggunakan media tradisional sebelum teknologi berkembang pesat.

Alat-alat tersebut memiliki berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda.

Sebelum adanya email, ponsel pintar (smartphone) hingga media sosial, masyarakat, khususnya di Indonesia, menggunakan alat komunikasi tradisional, yang kemudian dikembangkan menjadi perangkat elektronik yang digunakan saat ini.

Berdasarkan data yang dikelola VIVA Tekno, berikut deretan alat komunikasi jadul yang menjadi pondasi dari evolusi teknologi komunikasi:

China Sebut Ledakan Massal Pager di Lebanon Langgar Kedaulatan dan Tingkatkan Ketegangan 

Telepon Kaleng

Ini merupakan salah satu alat komunikasi yang cukup efisien saat menyampaikan pesan dengan cepat. Tapi, sayangnya, alat komunikasi ini hanya bisa berfungsi pada jarak maksimal 10 meter.

Fakta-fakta Ledakan Pager-Walkie Talkie di Lebanon, Tewaskan 32 Orang dan Ribuan Korban Terluka

Meski demikian, konsep tersebut menjadi cikal bakal lahirnya telepon, telepon genggam (handphone), dan smartphone.

Kentungan

Pager dan Walkie Talkie Meledak di Lebanon, Israel: Pencapaian Luar Biasa! Era Baru Perang Dimulai

Warga pegang kentungan di Pos Keamanan Keliling (Poskamling)

Photo :
  • Antara/ Jafkhairi

Alat komunikasi ini dibuat dari bambu atau kayu berbentuk silinder yang kemudian dipukul untuk menghasilkan bunyi. Fungsi dan tujuan membunyikannya adalah memberi tanda waktu, tanda bahaya, atau mengumpulkan massa.

Surat

Surat menjadi alat komunikasi tradisional yang paling terkenal dan sering digunakan pada masanya. Tentu saja, alat komunikasi ini memiliki satu kekurangan, mulai dari keterbatasan literasi dan durasi pengiriman yang memakan waktu yang alam. Terlepas dari itu semua, metode ini menjadi pondasi utama evolusi teknologi komunikasi di masa depan.

Burung Merpati

Burung merpati telah lama digunakan sebagai kurir dalam sistem komunikasi tradisional. Dengan kemampuan alaminya untuk kembali ke sarangnya, burung merpati menjadi simbol kesetiaan dan keandalan dalam mengantarkan pesan antarjauh.

Penggunaan burung merpati sebagai kurir sering kali terlihat dalam situasi darurat atau konflik, di mana komunikasi cepat dan aman sangat dibutuhkan. Mungkin kalau sekarang lebih familiar drone atau pesawat nirawak.

Asap

Penggunaan sinyal asap telah lama menjadi bagian penting dari sistem komunikasi dalam berbagai konteks, terutama di bidang militer dan pertahanan.

Sinyal asap sering digunakan untuk menyampaikan pesan atau peringatan antarpos atau kelompok yang terpisah, memainkan peran vital dalam memberikan informasi penting secara cepat dan efektif.

Bahasa Isyarat

Di zaman dulu, sebelum manusia mengenal tulisan, orang-orang zaman dulu tidak hanya mengandalkan lukisan saja, mereka juga mengandalkan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Bahasa isyarat ini dilakukan dengan menggerakkan anggota tubuh dan ekspresi wajah.

Semua alat komunikasi tradisional ini merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya komunikasi manusia. Komunikasi mengalami transformasi seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya