Sejarah MCB, Alat Pelindung Sistem Kelistrikan yang Genap Berusia 100 Tahun
- ABB
Jakarta, VIVA – Pemutus Sirkuit Miniatur (MCB) telah resmi berusia 100 tahun sejak pertama kali dipatenkan oleh Brown, Boveri & Cie pada tahun 1924. Meskipun sering dipandang sebelah mata, peran MCB dalam melindungi sistem kelistrikan dari kelebihan beban dan korsleting sangat penting dalam mencegah kebakaran.
Sejarah MCB dimulai dengan penemuan awal oleh Thomas Edison pada tahun 1879, yang merancang alat ini untuk melindungi kabel sirkuit penerangan.
Meskipun sistem distribusi daya yang ia gunakan adalah sekering, inovasi ini menjadi awal perkembangan pemutus sirkuit modern. Hugo Stotz, yang menjual perusahaannya ke Brown, Boveri & Cie yang merupakan cikal bakal perusahaan ABB, dikenal sebagai penemu MCB modern dengan paten Jerman 458392.
“Merayakan 100 tahun MCB, kami bangga menjadi bagian penting dari sejarah inovasi yang terus mendorong perkembangan teknologi proteksi kelistrikan. Pencapaian ini mencerminkan komitmen ABB dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan,” ujar Presiden Direktur PT ABB Sakti Industri, Gerard Chan, dikutip VIVA dari keterangan resmi, Senin 23 September 2024.
Di tengah transisi energi global menuju masa depan tanpa emisi, pentingnya elektrifikasi dan integrasi sumber energi terbarukan semakin meningkat. MCB ABB kini mengelola beban listrik yang lebih besar untuk melindungi berbagai aplikasi, mulai dari panel surya hingga kendaraan listrik.
Pasar MCB diperkirakan akan berkembang pesat, dengan nilai global mencapai sekitar USD 5,1 miliar pada tahun 2023. MCB tidak hanya memperkuat keandalan sistem kelistrikan, tetapi juga berkontribusi pada keselamatan di berbagai sektor.
Dengan desain yang fleksibel dan kemampuan mendeteksi kesalahan listrik dalam waktu 10 milidetik, MCB mampu memutus sirkuit secara cepat. Ini menjadikannya alat penting yang tidak hanya mencegah kebakaran, tetapi juga melindungi nyawa dan properti.
Inovasi untuk Dongkrak Produksi
Inovasi ini bagian dari upaya mewujudkan Asta Cita yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
