China Siap Hajar Korea Selatan

China dan Korea selatan.
Sumber :
  • Asia News Network

VIVA Tekno – Lembaga riset asal Taiwan TrendForce menyebut masa depan foldable phone atau ponsel lipat terpengaruh oleh laju optimalisasi biaya.

Survei Terbaru, Setengah dari Orang Dewasa di Korsel 'Ogah' Punya Anak

Komponen utama seperti panel UTG (Ultra Thin Glass) dan engsel dapat diproduksi massal setelah terstandardisasi, sehingga mampu mengurangi biaya secara signifikan.

Selain itu, China berani bersaing dengan Korea Selatan soal keunggulan harga. Hal ini diperkirakan semakin menurunkan harga jual ponsel lipat dan memilih mempercepat tingkat penetrasi pasar.

Impor Ilegal Dituding Jadi Biang Kerok PHK Ratusan Ribu Buruh Tekstil, Wamenaker Buka Suara

Ponsel lipat Huawei.

Photo :
  • Huawei Central

Samsung asal Korea Selatan masih menjadi pemimpin pasar meskipun pangsa pasar mereka merosot dari 80 persen pada 2022 menjadi di bawah 70 persen tahun lalu.

Film Indonesia Mencuri Perhatian di Hainan Island International Film Festival di China

Sementara pengiriman Huawei dari China meningkat menjadi 12 persen. Adapun merek seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo - ketiganya juga dari China - masih bertahan di bawah 10 persen.

Menyambut 2024, Samsung memiliki tekad untuk mempertahankan pangsa pasar ponsel lipat mereka di kisaran 60 persen, atau dengan target pada 2023.

Berbeda dengan Huawei yang secara agresif meningkatkan pengiriman ponsel lipat dengan target pangsa pasar di atas 20 persen.

Di sisi lain, Huawei berada di jalur yang tepat untuk meluncurkan ponsel lipat vertikal kecil yang memiliki kemampuan 5G. Perangkat ini akan menjadi debut mereka, sekaligus siap memasuki jalur kompetisi di tahun ini.

Samsung Galaxy Z Fold5.

Photo :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

Khusus Oppo dan Vivo, mereka mengisyaratkan untuk menunda rencana peluncuran perangkat yang lebih kecil dan dapat dilipat secara vertikal pada tahun ini. Keduanya memilih menyalurkan upaya mereka ke model yang lebih besar dan dapat dilipat secara horizontal.

Hal tersebut karena kekhawatiran akan biaya terlalu tinggi yang berdampak pada pemasukan mereka. Meskipun banyak merek smartphone yang terjun ke bisnis ponsel lipat, salah satu merek yang absen adalah Apple.

Mereka belum secara resmi mengumumkan rencananya untuk ponsel lipat, meski terdapat kabar Apple tengah menilai komponen penting untuk perangkat yang dapat dilipat, termasuk meminta sampel dan pengujian untuk panel dan engsel.

TrendForce, seperti dikutip dari GSM Arena, meyakini bahwa ponsel lipat semakin digandrungi masyarakat luas pada tahun ini.

Dari hasil surveinya di 2023 menyebut pengiriman foldable phone secara global mencapai 15,9 juta unit, menandai peningkatan sebesar 25 persen YoY (year on year) dan mencakup sekitar 1,4 persen dari keseluruhan pasar smartphone.

Di tahun ini, pengiriman diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 17,7 juta unit, tumbuh 11 persen dan sedikit meningkatkan pangsa pasar menjadi 1,5 persen.

Tetapi tingkat pertumbuhan itu masih di bawah ekspektasi pasar dengan segmen tersebut diperkirakan hanya akan melebihi 2 persen pada 2025.

Terdapat dua faktor yang bisa menyebabkan melambatnya pertumbuhan ponsel lipat. Pertama, rendahnya durabilitas yang dimiliki oleh ponsel lipat sehingga menyebabkan kurang percayanya pengguna terhadap produk ini. Kedua, harga yang masih belum sesuai dengan mayoritas kantong konsumen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya