Mengintai Penjahat di Dalam Bus dengan CCTV

Ilustrasi memantau dari CCTV.
Sumber :

VIVA Tekno – Di era digital, kamera pengawas atau close circuit television (CCTV) menjadi salah satu teknologi yang diandalkan.

Tergerus Digitalisasi dan Tren Teknologi, Mahasiswa yang Pengin Jadi Akuntan Kian Merosot

Perangkat ini dimanfaatkan untuk memantau situasi dan kondisi tempat tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya tindak kejahatan.

Bahkan, karena fungsinya tersebut, hasil tangkapan CCTV kerap dijadikan sebagai bukti peristiwa tindak kejahatan oleh kepolisian.

Accurate Gandeng RAKUS Perkuat Digitalisasi UKM

Dilansir VIVA Tekno dari Aarental, teknologi CCTV pertama kali digunakan pada 1942 di Jerman. Saat itu, Insinyur Walter Bruch merancang sistem kamera untuk memantau peluncuran Roket V-2.

Berkat kamera buatan Bruch, para insinyur bisa memantau peluncuran roket dengan aman dari dalam laboratorium, tanpa harus terjun ke lapangan.

H-3 Natal 2024: 13.988 Penumpang Berangkat dari Stasiun di Kota Semarang

Pada 1949, teknologi CCTV kemudian mulai digunakan untuk penggunaan komersial. Namun, jangan bayangkan CCTV era itu sama dengan yang digunakan sekarang.

Di pertengahan abad ke-20, sistem kamera pengintai buatan Bruch hanya terdiri kamera dan monitor. Teknologi perekaman video pun belum ditemukan.

Alhasil, pengawas harus mengamati langsung dari layar dan tidak bisa digunakan untuk melihat kejadian yang sudah lewat. Baru pada pertengahan 1970-an, teknologi CCTV berkembang pesat. Ini lantaran rekaman kaset video atau video cassette recorder (VCR) tersedia secara luas.

Teknologi VCR lantas diaplikasikan ke dalam sistem CCTV dan menawarkan cara baru untuk menggunakan kamera pengawas.

Dengan begitu, orang tidak perlu lagi memantau layar secara langsung. Selain itu, sistem juga dapat diatur dan dibiarkan berjalan sendiri. Pengguna dapat pula meninjau informasi yang direkam sesuai keinginan mereka.

Ilustrasi kamera CCTV.

Photo :
  • Pixabay.

Hal ini membuat CCTV menjadi populer di kalangan pebisnis maupun sektor privat. Perangkat ini pun sekarang sudah dipasang di dalam bus penumpang antar kota antar provinsi (AKAP). Akan tetapi, teknologi ini bukan tanpa kelemahan.

Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, mengaku beberapa kali mendapat cerita dari sesama operator bus jika pelaku kejahatan mengubah arah sorot kamera.

"Mereka (pelaku kriminal) juga punya strategi. Jadi, ya, akhirnya seakan-akan seperti kucing mengejar buntut. Cara yang paling efektif adalah penumpang membantu kru bus dengan lebih meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian," kata dia, Jumat, 29 Desember 2023.

Kendati demikian, ia mengaku bus penumpang AKAP telah menjadi alternatif pilihan masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar kota. Secara nasional, Sani, sapaan akrabnya, menyebut tren jumlah penumpang bus AKAP terus naik.

Menurutnya, hal ini berkat infrastruktur yang sudah tersambung oleh pemerintah, dibarengi pembenahan yang dilakukan para operator bus dengan meningkatkan kualitas kendaraan – termasuk semakin banyak tersedianya bus kelas premium.

Ia juga bersyukur viral cuitan warganet yang mengaku kehilangan gadget dalam perjalanan saat menumpang bus Rosalia Indah beberapa waktu lalu tidak berpengaruh pada animo masyarakat menaiki bus AKAP untuk menikmati liburan.

Di kalangan pengusaha bus, Rosalia Indah dikenal sebagai operator paling ketat terhadap pelayanan yang profesional.

"Rosalia Indah itu jadi benchmark untuk layanan. Menjadi contoh kami untuk membangun sumber daya manusia. Karena, kami sama-sama tahu bus AKAP yang pertama kali menggunakan pramugari itu Rosalia Indah. Menjadi kru di Rosalia Indah tidak mudah," jelas Sani, yang juga CEO PO SAN.

Bus Rosalia Indah

Photo :
  • Instagram: rosaliaindah.official

Bus Rosalia Indah

Photo :
Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat terjadi kenaikan jumlah penumpang bus AKAP di sejumlah terminal di Jakarta – baik penumpang yang datang maupun berangkat – khusus liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

Kenaikan jumlah penumpang bus AKAP datang 26,04 persen, dan 5,45 persen yang berangkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Secara umum, dari 2021 ke 2022 kenaikan penumpang mencapai 60 persen, di mana pada 2021 masa pemulihan Covid-19.

"Tapi, kalau dari tahun 2019 ke 2022 dan 2023 itu kenaikan penumpangnya mencapai 35 persen," tutur Sani. Senada, Direktur Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Suharto, berharap operator bus penumpang memasang CCTV di dalam kendaraan.

"Belum diwajibkan di wilayah antar kota antar provinsi (AKAP), tapi saya sudah komunikasi dengan teman-teman operator bus untuk segera memasang CCTV supaya bisa memberikan keamanan para penumpang bus," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya