Ini Aturan Pemerintah yang Bikin Ketar-ketir Samsung, Xiaomi, iPhone dan Vivo
- vstory
VIVA Tekno – Pemerintah India diketahui telah melarang lebih dari 300 aplikasi China, termasuk TikTok. Hal ini untuk meningkatkan pengawasan terhadap bisnis China sejak bentrokan kedua negara di perbatasan pada 2020.
Larangan tersebut semakin meluas. Kini, produsen ponsel pintar atau smartphone yang kena imbasnya. Pemerintah India akan segera memaksa mereka untuk mengizinkan pengguna menghapus aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya, menurut laporan resmi.
Hal itu merupakan bagian dari aturan keamanan baru yang mewajibkan penyaringan pembaruan sistem operasi (OS) utama.
Kementerian Teknologi dan Informasi India sedang mempertimbangkan mengesahkan aturan baru ini di tengah kekhawatiran mata-mata dan penyalahgunaan data pribadi pengguna.
"Aplikasi pra-instal dapat menjadi titik keamanan yang lemah dan kami ingin memastikan tidak ada negara asing, termasuk China, yang mengeksploitasinya. Ini masalah keamanan nasional," kata seorang pejabat senior Kementerian Teknologi dan Informasi India, seperti dilansir dari Livemint, Kamis, 16 Maret 2023.
Aturan baru tersebut bisa memperlambat jadwal peluncuran di pasar ponsel pintar nomor dua di dunia itu dan menyebabkan kerugian bisnis dari aplikasi pra-instal milik Samsung, Xiaomi, Vivo, dan iPhone. Meski begitu, detail lainnya dari aturan baru tersebut belum diketahui.
Namun, saat ini, sebagian besar smartphone hadir dengan aplikasi bawaan yang tidak dapat dihapus. Misalnya, toko aplikasi Xiaomi GetApps, aplikasi pembayaran Samsung,Samsung Pay mini, dan browser Safari Apple di iPhone.
Di bawah aturan baru nanti para produsen smartphone harus menyediakan opsi pencopotan pemasangan aplikasi dan model baru akan diperiksa kepatuhannya oleh laboratorium yang diberi wewenang oleh Biro Standar India.
Pemerintah juga mempertimbangkan untuk mengamanatkan penyaringan setiap pembaruan sistem operasi utama sebelum diluncurkan ke konsumen.
"Mayoritas ponsel pintar yang digunakan di India memiliki Aplikasi/Bloatware prainstal yang menimbulkan masalah privasi/keamanan informasi yang serius," ungkap Kementerian Teknologi dan Informasi India.
Bukan itu saja, Hal ini juga mengintensifkan pengawasan investasi oleh perusahaan China. Sesuai laporan tersebut, Pemerintah India telah memutuskan untuk memberikan waktu satu tahun seluruh produsen smartphone untuk mematuhi aturan tersebut setelah peraturan berlaku.
Sayang, tapi tanggal diberlakukannya aturan ini belum final. Sebelumnya, Uni Eropa (UE) mengharuskan produsen ponsel pintar atau smartphone untuk menghapus aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya.
Â