Sisi Gelap Ponsel
- samsung.com
VIVA Tekno – Martin Cooper, pria yang dikenal sebagai penemu ponsel 50 tahun lalu memiliki satu kekhawatiran tentang perangkat seukuran batu bata yang dia ciptakan. Dia resah mengenai dampak yang diberikan pada teknologi yang diciptakannya, seperti hilangnya privasi, risiko kecanduan internet hingga penyebaran cepat konten berbahaya, terutama di kalangan anak-anak.
"Pendapat saya yang paling negatif adalah kami tidak memiliki privasi lagi karena segala sesuatu tentang kami sekarang direkam di suatu tempat dan dapat diakses oleh seseorang yang memiliki keinginan kuat untuk mendapatkannya," kata Cooper berbicara dengan The Associated Press dalam MWC 2023 di Barcelona.
Namun pria berusia 94 tahun itu juga mengagumi seberapa jauh desain dan kemampuan ponsel telah maju, dan dia yakin hari-hari terbaik teknologi mungkin masih ada di depannya, di bidang-bidang seperti pendidikan dan perawatan kesehatan.
“Antara ponsel dan teknologi medis serta Internet, kita akan menaklukkan penyakit,” katanya, mengutip dari laman The Star, Kamis, 2 Maret 2023.
Cooper, yang penemuannya terinspirasi oleh jam tangan radio Dick Tracy, juga mengatakan bahwa dia membayangkan masa depan di mana ponsel diletakkan pada tubuh manusia.
Dia membuat panggilan publik pertama dari telepon portabel genggam di jalan Kota New York pada 3 April 1973, menggunakan prototipe yang mulai dirancang oleh timnya di Motorola lima bulan sebelumnya.
Untuk memenangkan persaingan, bapak ponsel itu menggunakan prototipe Dyna-TAC -yang beratnya 2,5 pon dan panjang 11 inci- untuk memanggil saingannya di Bell Labs, yang dimiliki oleh AT&T.
“Satu-satunya hal yang saya khawatirkan, apakah hal ini akan berhasil? Dan itu berhasil,”katanya.
Panggilan tersebut membantu memulai revolusi ponsel. Cooper tahu bahwa ini adalah momen bersejarah.
Dia menghabiskan sebagian besar dekade berikutnya bekerja untuk membawa versi komersial perangkat ke pasar, membantu meluncurkan industri komunikasi nirkabel dan inovasi tersebut menciptakan revolusi global dalam cara kita berkomunikasi, berbelanja, dan belajar tentang dunia.
Meski begitu, Cooper mengatakan dia 'tidak tergila-gila' dengan bentuk smartphone modern, balok plastik, logam, dan kaca. Dia berpikir ponsel akan berevolusi sehingga akan didistribusikan ke tubuh manusia, mungkin sebagai sensor untuk mengukur kesehatan kita setiap saat.
“Anda menelan makanan, Anda menciptakan energi. Mengapa tidak memasang penerima ini untuk telinga Anda di bawah kulit Anda, ditenagai oleh tubuh Anda?” ujarnya.
Sementara dia bermimpi tentang seperti apa masa depan, Cooper juga memikirkan tantangan industri saat ini, terutama seputar privasi.
Di Eropa, di mana ada aturan privasi data yang ketat, regulator mengkhawatirkan aplikasi dan iklan digital yang melacak aktivitas pengguna, memungkinkan teknologi dan perusahaan lain membangun kekayaan.
"Ini akan terselesaikan, tapi tidak mudah. Sekarang ada orang yang tahu di mana Anda berada, di mana Anda melakukan panggilan telepon, siapa yang Anda telepon, apa yang Anda akses di Internet,” imbuhnya.
Penggunaan smartphone oleh anak-anak adalah area lain yang perlu dibatasi, kata Cooper. Salah satu idenya adalah produk internet yang dikurasi untuk audiens berbeda.
"Anak usia lima tahun seharusnya dapat menggunakan Internet untuk membantu mereka belajar, tetapi kami tidak ingin mereka mengakses pornografi dan hal-hal yang tidak mereka pahami,” katanya.
Mengenai penggunaan teleponnya sendiri, Cooper mengatakan menggunakannya untuk memeriksa email dan mencari informasi secara online.
"Namun ada banyak hal yang belum saya pelajari. Saya masih tidak tahu apa itu TikTok," tambahnya.