Puluhan Ribu Pengguna iPhone Keluhkan Face ID Tidak Berfungsi
- Techfire
VIVA Tekno – Pada awal bulan ini, Freedom Mobiles dengan mengandalkan daftar lebih dari 130 kata kunci mencoba menemukan permasalahan iPhone yang paling sering dicari di Google yang memisahkannya menjadi tiga katergori yang meliputi: Amerika Serikat, Inggris, dan global.
Temuan ini menunjukkan, masalah iPhone yang paling umum di seluruh dunia adalah "iPhone gagal terhubung ke iTunes," yang memiliki volume Pencarian Global rata-rata 42 ribu kali pencarian bulanan, seperti dikutip dari situs 9to5mac, Senin, 15 Agustus 2022.
Selain itu, kasus-kasus dibawah ini secara khusus terjadi setelah pengguna telah salah memasukkan kata sandi mereka sebanyak sepuluh kali salah yang dimana, para pengguna iPhone secara global juga mencari "lupa kode sandi iPhone" (38.000) dan "Face ID tidak berfungsi," (32.000).
Beberapa masalah lainnya yang juga turut dicari oleh para pengguna iPhone termasuk "iPhone macet di logo Apple," dan "iPhone tidak mengisi daya." Dengan rata-rata volume pencarian global untuk masalah ini adalah lebih dari 30.000.
Beralih, dalam konteks Amerika Serikat, menunjukkan masalah yang paling mendesak tampaknya adalah lupa kata sandi dan Face ID tidak berfungsi yang jika digabungkan jumlahnya mencapai 36.000 pencarian.
Sedangkan, permasalahan terkait konektivitas Apple Watch dengan iPhone merupakan permasalahan yang paling jarang dicari di Amerika, hanya dengan 8,600 pencarian saja.
Berbeda halnya dengan yang terjadi di Inggris yang menunjukkan bahwa permasalahan yang cukup sering dihadapi adalah iPhone gagal mengisi daya dan Face ID yang tidak berfungsi yang pencarian keduanya sama-sama berjumlah sebanyak 5.600 pencarian yang jika keduanya dijumlahkan, maka berjumlah sekitar 11.200 pencarian.
Sementara, permasalahan iPhone yang tidak dapat dinonaktifkan menduduki permasalahan yang paling jarang dicari di Inggris dengan jumlah pencarian hanya berkisar 2.000 volume pencarian.
Apple Punya Satelit
Apple memiliki 20 persen saham Globalstar melalui kesepakatan ekuitas senilai US$400 juta (Rp6,3 triliun).
