Samsung Belum Tergeser, Xiaomi dan Realme Bersaing Ketat
- The Verge/Amelia Holowaty Krales
VIVA – Perusahaan riset pasar International Data Corporation atau IDC mengungkapkan bahwa pasar ponsel Indonesia melemah pada kuartal I 2022, di mana salah satu penyebabnya, karena daya beli masyarakat rendah akibat peningkatan harga barang, termasuk untuk ponsel.
"Kenaikan harga diperkirakan akan memberikan tekanan lebih pada daya beli masyarakat. Di sisi lain, ada kemungkinan vendor tidak dapat menyerap kenaikan harga jika melewati batas tertentu. Hal ini berpotensi meningkatkan harga jual rata-rata," kata Analis IDC Indonesia, Vanesa Aurelia, Kamis, 16 Juni 2022.
Pasar ponsel Indonesia pada kuartal pertama tahun ini menunjukkan penurunan sebesar 17,3 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu (year on year/yoy). Pengiriman ponsel di Indonesia dalam periode tersebut mencapai 8,9 juta unit.
Lalu, krisis pasokan semikonduktor berdampak terhadap pasokan ponsel murah di Indonesia. Hal itu juga turut menjadi penyebab penurunan pasar ponsel pada kuartal pertama tahun ini.
IDC melihat ponsel murah, atau di bawah US$200 (Rp3 juta ke bawah), mengalami kendala besar karena kendala pasokan chipset 4G. Akibatnya, pasar ponsel murah juga mengalami penurunan yaitu sebesar 22 persen secara yoy.
Berbagai faktor ini menyebabkan tekanan pada kuartal yang secara musiman memang biasanya rendah.
Lima besar
Berdasarkan data IDC Quarterly Mobile Phone Tracker Q1 2022, Samsung menduduki peringkat teratas ponsel dari segi pengiriman. Raksasa teknologi Korea Selatan ini mengapalkan 2,1 juta ponsel pada periode tersebut.
Menurut IDC, Samsung bisa kembali menempati posisi teratas setelah dua tahun berkat ponsel flagship dan murah, yakni Galaxy S22 dan Galaxy A03.
Samsung Galaxy S22 meningkatkan pangsa pasar merk tersebut untuk segmen 5G sebesar 40 persen. Pada kuartal itu, Samsung menguasai pangsa pasar sebesar 23,3 persen.
Posisi kedua diraih Oppo, dengan pangsa pasar 20,2 persen. Pertumbuhan merek asal China ini disokong segmen menengah (rentang harga US$200 hingga US$400 / Rp3 juta sampai Rp6 juta), yaitu A95 dan A76.
Pangsa pasar Oppo untuk 5G hanya sebesar 3,7 persen pada kuartal I 2022, jauh lebih rendah dibandingkan kuartal I 2021 yang mencapai 26,4 persen. IDC melihat penurunan ini disebabkan merek lain semakin banyak merilis ponsel 5G di Indonesia.
Merek Vivo menduduki tempat ketiga dengan pangsa pasar 17,1 persen atau mengirimkan 1,5 juta unit ponsel. Pendorong utama pertumbuhan Vivo adalah Y15s dan Y21.
Xiaomi bertahan di posisi keempat meski mengalami kendala pasokan pada dua bulan pertama tahun ini. Pasokan mereka, menurut IDC, kembali naik pada Maret sehingga mereka bisa meningkatkan segmen low-end dan menengah.
Xiaomi mendapatkan pangsa pasar sebesar 14,6 persen pada kuartal pertama tahun ini dengan pengiriman 1,3 juta unit.
"Xiaomi adalah pemain terbesar kedua untuk segmen ponsel 5G di Indonesia," demikian menurut IDC.
Di tempat terakhir atau kelima diduduki Realme, dengan pangsa pasar 12,3 persen dan pengiriman 1,1 juta unit. Menurut IDC, Realme berjaya pada segmen menengah.