Apple Coba Menenangkan Pemilik iPhone
- Digimap
VIVA – Aksi peretasan yang dilakukan Pegasus NSO asal Israel terhadap iPhone merupakan salah satu kontroversi teknologi paling signifikan pada tahun ini.
Pegasus mengizinkan oknum-oknum tertentu untuk memata-matai target melalui iPhone mereka menggunakan serangan zero-day.
Korban bahkan tidak perlu mengklik tautan dalam pesan untuk menginstal program spyware Pegasus agar peretasan dapat bekerja.
Mereka juga tidak akan tahu bahwa iPhone mengirim data pribadi ke penyerang yang tidak dikenal. Adanya laporan keamanan ini membuat Apple menambal kerentanan tersebut.
Namun, Apple tidak hanya memperbaiki kerentanan keamanannya di iPhone. Raksasa teknologi Amerika Serikat itu juga turut menggugat perusahaan Israel yang ada di balik proyek Pegasus.
Apple juga bergerak memberi tahu para korban tentang serangan hacker, yang mana secara tidak langsung mengungkapkan jenis target yang dikejar oleh peretas Pegasus.
Ya, Pegasus mengejar target tertentu, seperti aktivis, politisi, anggota parlemen, dan jurnalis. Itulah sebabnya pemerintah AS menempatkan Pegasus pada daftar entitas yang secara efektif melarang NSO Group bekerja dengan perusahaan teknologi AS mana pun.
Apple memberi pesan peringatan kepada enam aktivis Thailand dan peneliti. Orang-orang ini diketahui kritis terhadap pemerintah Thailand di masa lalu, menurut situs BGR, Senin, 29 November 2021.
Salah satu korbannya adalah Prajak Kongkirati, ilmuwan politik dari Universitas Thammasat Bangkok, Thailand.
Perusahaan memberi tahu dia bahwa para peretas menargetkan akun iPhone dan iCloud-nya. Daftar korban termasuk seorang peneliti, dua aktivis yang mana seorang rapper dan politisi.
Sementara untuk kasus di Polandia, Apple memberi tahu seorang jaksa bahwa iPhone-nya telah terinfeksi Pegasus. Ewa Wrzosek menjadi sasaran setelah menyelidiki pemilihan presiden, di mana uang telah habis untuk pemungutan suara di suatu pos yang padahal tidak terjadi.
Pengguna iPhone lainnya yang menjadi korban mata-mata juga berada di Ghana, Uganda, dan El Salvador.
Peretas menggunakan Pegasus untuk memasang spyware di iPhone milik dua aktivis politik di Ghana, seorang politisi di Uganda, dan selusin jurnalis di El Salvador.
Apple tidak mengumumkan nama-nama individu yang terkena peretasan Pegasus. Tetapi beberapa pemilik iPhone membukanya sendiri untuk mengkonfirmasi kampanye tersebut.