Tiga Penyebab Kegagalan BlackBerry

Ilustrasi ponsel Blackberry.
Sumber :
  • CellphoneS

VIVA – BlackBerry pernah menjadi ponsel yang tidak bisa tertandingi pada tahun 2010-an. Tapi kemudian dominasinya di industri terkalahkan oleh iPhone. Mereka bahkan merilis aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) di Play Store dan App Store, tapi sayangnya itu tidak bisa menyelamatkan namanya.

Jadi, mengapa BlackBerry gagal? Bisakah kita melihat kebangkitan BlackBerry di tahun-tahun mendatang, atau ponselnya diabadikan ke dalam buku sejarah? Mari lihat ulasannya, yang dikutip dari situs MUO, Minggu 12 September 2021.

Seberapa jauh BlackBerry jatuh?

Penurunan BlackBerry lebih dramatis daripada kegagalan smartphone LG karena posisinya di pasar cukup kuat. Di Inggris, BlackBerry memegang 33,2 persen pangsa pasar smartphone pada Desember 2011, menurut Statista. Dalam dua tahun, itu telah menyusut setengahnya, menjadi 17,44 persen.

Sejak akhir 2013, BlackBerry semakin terjerumus ke jurang. Pada Mei 2021, studi yang sama menemukan bahwa smartphone BlackBerry sekarang hanya menguasai 0,01 persen dari pasar smartphone Inggris.

Di seluruh dunia, penurunan BlackBerry sama spektakulernya. Seperti yang dilaporkan Gartner pada Februari 2017, hanya 210.000 perangkat dengan sistem operasinya yang terjual pada kuartal keempat 2016. Itu jauh lebih buruk daripada Q4 2015, kurang dari 907.000 perangkat terjual dengan market share 0,2 persen.

Blackberry KeyOne.

Photo :
  • TheVerge

3 Alasan mengapa BlackBerry sangat terpuruk

Kejatuhan BlackBerry sangat spektakuler, dan penurunan semacam itu tidak terjadi dalam semalam. Biasanya, kegagalan semacam ini adalah titik didih dari keputusan-keputusan buruk selama bertahun-tahun.

1. Kegagalan untuk beradaptasi

BBM merevolusi perpesanan instan. Perangkatnya juga membantu mempercepat smartphone menjadi komputer mini portabel yang efektif. Namun pada akhirnya, BlackBerry menjadi korban keegoisannya sendiri.

Salah satu contoh yang paling mencolok adalah kurangnya inovasi dengan layar sentuh. Banyak pengguna senang tetap menggunakan keyboard mereka di awal 2010-an, yang merupakan salah satu alasan mengapa BlackBerry Storm menjadi bencana.

Kegagalan Storm mungkin telah mempengaruhi keputusan BlackBerry dengan ponsel masa depan. Sayangnya bagi mereka, pada saat perangkat Apple dan Samsung menjadi lebih mainstream, konsumen sudah siap untuk mengadopsi teknologi layar sentuh.

Penurunan BlackBerry juga dikaitkan dengan kegagalannya beradaptasi di area lain, seperti kamera. Seperti yang bisa kita lihat saat ini, banyak smartphone memiliki kamera yang bisa menyaingi DSLR dan mirrorless.

2. Mengabaikan persaingannya dan kehilangan pasar inti

Mengenal IMEI dan Peran Pentingnya dalam Mengatur Pasar Gadget Indonesia

Alasan lain jatuhnya BlackBerry adalah karena tidak terlalu memperhatikan ponsel-ponsel buatan BlackBerry untuk bisnis. Dengan demikian, ia tidak melihat iPhone sebagai pesaing.

Keinginan BlackBerry untuk melayani orang-orang dalam bisnis terlihat jelas dalam desain perangkatnya. Meskipun pengguna dapat menanggapi email, mengirim pesan instan, menjawab panggilan, dan menjelajahi web, mereka tidak dapat melakukan hal yang sama seperti yang ditawarkan oleh iPhone.

Gemini bikin iPhone Kamu Jadi Asisten Pribadi Super Cepat

Seseorang menggunakan BlackBerry Q10

Photo :
  • mashable.com

3. Sistem Operasi BlackBerry

DPR Dukung Pemerintah Larang Penjualan iPhone 16 di Indonesia

Alasan utama lainnya di balik kegagalan BlackBerry adalah kesetiaannya pada sistem operasinya. Salah satu masalah dengan versi OS awal BlackBerry adalah betapa sedikitnya aplikasi yang dapat diunduh dibandingkan dengan perangkat Apple dan Android.

Pengguna BlackBerry tidak suka menggunakan toko aplikasi mereka karena beberapa alasan. Itu tidak ramah pengguna, sementara tata letak aplikasi juga menghambat pengalaman pengguna. User juga melaporkan beberapa masalah kinerja, seperti lagging dan freeze.

ilustrasi pajak

Mulai 2025, PPN Naik 12 Persen: Ini Barang dan Jasa yang Naik dan Dikecualikan

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Berikut daftar barang dan jasa yang akan terdampak oleh kenaikan tarif

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024