WhatsApp Kalah Perang

WhatsApp.
Sumber :
  • NewsBeezer

VIVA – WhatsApp sudah kalah perang. Ancaman dan teror aplikasi pesan instan milik Facebook yang akan menutup semua akses jika tidak setuju kebijakan privasi baru mereka tidak digubris para pengguna.

KPUD Perketat Pendukung Paslon yang Bawa Alat Peraga Kampanye di Debat Terakhir Pilkada Jakarta

Padahal, mereka sudah dua kali mengundurkan tenggat penetapan kebijakan privasi baru. Pada 8 Februari, lalu diundur ke 15 Mei 2021. Bisa jadi itu adalah masalah besar, di mana WhatsApp saat ini kurang fokus pada layanan untuk pengguna.

Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa WhatsApp mundur dari perilaku kontroversial, seperti dilansir dari Android Police, Rabu, 2 Juni 2021. Baru-baru ini perwakilan WhatsApp menegaskan kalau mereka akan membalikkan pendiriannya, yaitu tidak akan membatasi fitur untuk pengguna yang menolak menyetujui kebijakan privasi baru.

Di Hadapan Buruh, Pramono Janji Bakal Jadi Gubernur yang Gampang Dihubungi

Hal ini juga menanggapi langsung surat yang dilayangkan oleh Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India. Meski begitu, WhatsApp mengklaim bahwa mayoritas pengguna telah menerima kebijakan privasi baru.

"Kami akan terus mengirim pemberitahuan di WhatsApp secara rutin yang memberikan informasi lebih lanjut tentang pembaruan dan mengingatkan mereka yang belum sempat melakukannya untuk meninjau dan menerima," demikian keterangan resmi WhatsApp.

Jerome Powell Ungkap Alasan The Fed Tidak Terburu-buru Lakukan Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan

Babak baru ini adalah pintu masuk lain dalam cerita yang sudah berjalan lama. Pada Januari tahun ini, WhatsApp sudah woro-woro memperkenalkan kebijakan berbagi data pribadi baru yang memungkinkan lebih banyak data milik pengguna dikirim ke Facebook.

Karena, salah satu fitur WhatsApp yang paling menonjol adalah sistem pesan terenkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption). Tapi, pengguna mereka yang mengutamakan keamanan dan privasi dibuat kesal. Setelah menetapkan batas waktu hingga 15 Mei kemarin, WhatsApp akhirnya membalikkan pendirian.

Alih-alih mengatakan kalau mereka akan mulai menonaktifkan beberapa fitur akun pengguna yang menolak syarat dan ketentuan baru mereka, tampaknya WhatsApp telah menyerah.

Para pengguna seperti tidak percaya woro-woro WhatsApp yang mengaku perubahan kebijakan privasi baru hanya berlaku untuk pesan yang dikirim dari pengguna ke perusahaan, bukan dari pengguna ke pengguna.

Tetapi, kekhawatiran atas keamanan dan privasi serta koneksi WhatsApp ke Facebook yang sering bermasalah, mudah untuk melihat mengapa platform pesan instan paling populer di dunia itu sudah mengecewakan banyak pengguna.

Saat ini, WhatsApp akan terus mengingatkan pengguna tentang pembaruan, serta kapan pengguna akan menggunakan fitur opsional yang relevan, seperti berkomunikasi untuk bisnis yang menerima dukungan dari Facebook.

Secara teoritis jika WhatsApp membatasi penggunaan untuk mengirim pesan ke pengguna individu lainnya, maka perubahan dalam kebijakan privasi seharusnya tidak akan berdampak bagi pengguna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya