Drone Punya Akses Memata-matai Jaringan Seluler 4G, tapi Bukan China
- Tass
VIVA – Raksasa teknologi Rusia Zala Aero unjuk gigi. Mereka telah mengembangkan pesawat tak berawak atau drone ringan pertama di dunia, Zala 421-16E5G, yang dilengkapi dengan pembangkit tenaga hibrida yang menggabungkan motor listrik dan mesin pembakaran internal.
Kepala Proyek Khusus Zala Aero, Nikita Khamitov mengatakan, pembangkit tenaga hibrida meningkatkan durasi penerbangan drone dibandingkan dengan kendaraan udara tak berawak serupa.
Baca: Drone Bikinan China Mendarat di Indonesia, Bongkar Isi Dapurnya
"Kami menjadi yang pertama di dunia, yang menggabungkan mesin pembakaran internal dan motor listrik di kelas drone. Berkat skema ini, kami mencapai waktu penerbangan lebih dari 16 jam dan memberikan kemungkinan untuk beroperasi di atas objek yang diminati dalam mode senyap sepenuhnya," katanya, seperti dikutip dari Tass, Minggu, 18 April 2021.
Nikita juga mengaku telah membuat hibrida sekuensial, di mana selama penerbangan, mesin pembakaran internal bukan penggerak utama tetapi memberi energi generator dan baterai penyangga. Pada gilirannya, lanjut dia, memasok daya ke semua sistem dan rakitan onboard, termasuk motor listrik.
Zala 421-16E5G adalah pesawat tak berawak pertama di dunia tanpa pangkalan lapangan terbang yang dilengkapi dengan mesin hibrida dari motor listrik dan mesin pembakaran internal. Drone diposisikan sebagai pesawat pengintai tak berawak.
Bukan itu saja. ini juga telah menerima perangkat lunak berdasarkan jaringan saraf dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). "Fungsi Zala 421-16E5G memungkinkan penggunaan akuisisi target, relai komunikasi, dan sistem pemantauan jaringan seluler 2G, 3G dan 4G," jelas Nikita.
Ia menambahkan jika drobe buatannya dapat melakukan pengintaian teknis radio di suatu daerah dan mengidentifikasi ponsel pintar (smartphone), lokasi, dan juga menyampaikan komunikasi ke beberapa puluh kilometer.
Sebelumnya, produsen drone asal China DJI merilis produk terbaru bernama DJI FPV, yakni drone yang ditujukan khusus untuk perekaman video atau gambar dari sudut pandang orang pertama (first person view/FPV).
Drone yang dilengkapi headset DJI FPV Goggles V2 itu kini sudah ada di pasar Indonesia. Pengguna dapat mengendalikan drone ini dari jarak yang cukup jauh, yakni maksimal 10 km. Drone ini juga turut dibekali dengan sejumlah fitur pendukung, salah satunya seperti DJI OcuSync yang memungkinkan drone memiliki tingkat respons yang gesit.