Tips Jaga Kesehatan Mata untuk Para Pengguna Ponsel

Ilustrasi menatap layar ponsel.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Menatap ponsel pintar (smartphone), tablet maupun PC sangat melelahkan mata. Pada dasarnya, berfokus pada objek yang sama, menatap ke satu arah secara terus-menerus dan dalam jarak sama dapat membawa efek buruk pada otot-otot mata, dan bisa merusak penglihatan.

Mulai 2025, PPN Naik 12 Persen: Ini Barang dan Jasa yang Naik dan Dikecualikan

Profesor Chris Lohmann yang bekerja di rumah sakit Universitas Teknik Muenchen, Jerman, mengatakan kebiasaan ini meningkatkan risiko berkurangnya ketajaman penglihatan jarak jauh.

Baca: Ada Kabar Buruk dari Satu Produsen Ponsel

Mengenal IMEI dan Peran Pentingnya dalam Mengatur Pasar Gadget Indonesia

"Biasanya, kita mengedipkan mata setiap 10 detik. Tapi jika menatap layar, kita hanya kedip setiap 30 atau 40 detik," ujar Lohmann, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Sabtu, 3 Maret 2021.

Berkurangnya refleks berkedip membuat mata lelah. Lapisan air mata terkoyak, dan mata mulai terasa gatal atau kering. Mata pun kehilangan kemampuan untuk berfokus. Tapi ada trik yang bisa membantu mengurangi kelelahan mata.

Yasonna Jelaskan Pengakuan Megawati Tak Punya Ponsel karena Sering Disadap

Yaitu, setelan dark mode atau mode gelap, yang bisa ditemukan di sejumlah ponsel pintar Apple dan Android dengan sistem operasi modern. Jika sudah diaktifkan, latar belakang di ponsel menjadi lebih gelap dan teks menjadi lebih terang.

Mode ini akan terasa lebih nyaman bagi mata, terutama dalam ruang yang gelap. Tapi apakah setelan ini lebih sehat? Menurut Profesor Chris Lohmann, setelan itu membuat mata lebih nyaman. Tapi itu bukanlah solusi bagi masalah keringnya atau lelahnya mata karena terlalu jarang berkedip.

Jika bukan solusi bagi kesehatan mata, lantas apakah mode gelap setidaknya baik bagi baterai karena butuh energi lebih sedikit? Untuk menjawab pertanyaan ini, Bernd Theiss dari majalah komputer Connect menjalankan sejumlah tes. Alat-alat baru dari produsen yang sama ia uji, baik dalam setelan standar maupun dengan dark mode.

"Kami menganalisis ponsel pintar dengan layar OLED, baik dengan setelan biasa maupun dengan dark mode. Dengan dark mode, baterai bisa berfungsi 20 persen lebih lama karena layar OLED hanya menyala di daerah tertentu,” ungkapnya.

Sedangkan, dark mode pada ponsel berlayar LCD tidak berefek sama sekali pada penggunaan baterai, jelas Bern Theiss. Jadi dark mode bisa memperpanjang penggunaan baterai, tapi hanya pada model ponsel yang berharga mahal.

Tatjana adalah seorang mahasiswi. Selama dua tahun terakhir, ia mengalami gangguan kurang tidur kronis. Dalam upayanya agar bisa kembali pulih dari gangguan ini, ia mengontak Pusat Kesehatan Tidur di rumah sakit Universitas Marburg, Jerman.

Photo :
  • Cassionstore

Psikolog Werner Cassel pun langsung punya dugaan atas gangguan ini, mungkin, penyebabnya adalah berselancar di internet pada malam hari. Ia mengungkap ada kemungkinan cahaya yang dikeluarkan layar mengganggu kemampuan tidur seseorang di saat gelap.

Sebab, cahaya terang biru-putih memperlambat produksi hormon melatonin yang dibutuhkan untuk bisa tidur. Hormon itu bertugas memberitahu tubuh bahwa waktu tidur sudah tiba.

Karena kebiasaan tersebut, walaupun cahaya alamiah berkurang di malam hari, tubuh Tatjana tetap kesulitan untuk mengurangi kadar keterjagaan. Peneliti tidur menyarankan untuk mengubah setelan di ponsel pintarnya guna mengurangi pancaran cahaya biru.

Sementara untuk menonton televisi, Cassel mengusulkan pemakaian kacamata berwarna kuning yang menyaring warna biru. Warna oranye menyaring cahaya biru dan hijau yang lebih dingin.

Jadi cahaya yang mengenai seseorang tidak terlalu berpengaruh kepada jam tubuh, papar Werner Cassel. Tapi jauh lebih baik lagi, jika tidak menggunakan ponsel menjelang tidur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya