Akankah WhatsApp Ditinggal Penggunanya?

WhatsApp dan Facebook.
Sumber :
  • Kaspersky

VIVA – Banyak orang meninggalkan WhatsApp setelah aplikasi pesan instan ini mengubah kebijakan privasinya. Pengguna khawatir data pribadi mereka digunakan oleh Facebook dan anak usahanya serta beralih ke aplikasi serupa yang menawarkan perlindungan data pribadi lebih unggul.

Usai Whatsapp mengumumkan perubahan kebijakan privasi, jutaan pengguna aplikasi pertukaran pesan di seluruh dunia mulai beralih ke layanan alternatif dalam satu minggu terakhir.

Menurut firma analisis aplikasi seluler, Sensor Tower, aplikasi Signal yang merupakan pesaing WhatsApp, mencatat kenaikan unduhan sebesar 17,8 juta, dalam periode 5 hingga 12 Januari 2021, naik dari hanya 285 ribu unduhan pada minggu sebelumnya.

Aplikasi serupa lainnya, Telegram, mencatat kenaikan 15,7 juta unduhan selama periode yang sama, dua kali lipat lebih banyak dibanding 7,6 juta unduhan pada minggu sebelumnya. Selain itu, aplikasi bertukar pesan berbayar Threema yang sebagian besar melayani negara-negara berbahasa Jerman, juga mendapati kenaikan jumlah unduhan.

Meski aplikasi ini tidak sepopuler aplikasi pertukaran pesan lainnya, namun Threema diyakini memiliki sensitivitas tinggi terhadap perlindungan data pribadi.

"Unduhan akan terus meningkat. Minggu lalu kami mencatat unduhan harian 10 kali lebih banyak dari hari biasa. Jadi ada ratusan ribu pengguna baru setiap hari. Itu banyak sekali," kata Kepala Pemasaran dan Penjualan Threema, Roman Flepp, kepada Deutsche Welle, Rabu, 20 Januari 2021.

Kekhawatiran pengguna WhatsApp mencuat

5 Hal yang Belum Kamu Ketahui soal WhatsApp Channel

Sementara itu, unduhan WhatsApp berkurang menjadi 10,6 juta, turun dari jumlah unduhan 12,7 juta pada minggu sebelumnya. WhatsApp pun segera mengeluarkan klarifikasi, dan mengumumkan bahwa mereka akan menunda pembaruan kebijakan hingga 15 Mei 2021.

"Saya tidak terkejut bahwa orang-orang tidak benar-benar tahu apa yang harus mereka setujui dibandingkan dengan hal-hal yang sudah mereka setujui sebelumnya. Pengumuman WhatsApp kepada penggunanya "sangat singkat" dan "sepele"," tegas Supervisor Perlindungan Data Eropa Wojciech Wiewiorowski.

WhatsApp Officially Rolls Out Channel Categories

"Sejak orang-orang sadar akan konsentrasi pasar, dan fakta bahwa semakin sedikit perusahaan yang ada dan berarti perusahan-perusahaan itu memegang kendali lebih besar atas informasi online, situasi terkait pembagian data antar layanan menciptakan beberapa keraguan bagi pengguna," tutur dia.

Pada awal Januari, pengguna WhatsApp menerima pesan pop-up yang mengumumkan tentang pembaruan kebijakan privasi aplikasi tersebut. Setelah diamati lebih teliti ada pemberitahuan bahwa semua akun yang tidak menyetujui persyaratan baru pada batas waktu 8 Februari akan ditangguhkan atau dihapus.

Fitur Baru Ini bikin Kamu Enggak Mau Lepas Mantau WhatsApp

Banyak kekhawatiran dan kebingungan pun mencuat. Pembaruan tersebut dianggap tidak jelas bagi banyak orang, dan kebijakan privasi yang direferensikan ke Facebook membuat pengguna khawatir bahwa konten pesan mereka akan dibagikan kepada raksasa media sosial itu.

Sementara, Facebook mendapat banyak kritik akibat kebijakan privasi datanya yang dianggap buruk. Reaksi negatif dari pengguna tersebut mendorong WhatsApp untuk mengeluarkan klarifikasi dan menunda perubahan hingga pertengahan Mei mendatang.

Data adalah hal yang berharga di zaman kita

Meskipun ada penundaan tiga bulan, pembaruan yang dimaksudkan akan tetap sama. Perubahan diperlukan untuk memungkinkan pengguna mengirim pesan ke pelaku bisnis melalui WhatsApp, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Aturan baru ini mengklarifikasi bahwa komunikasi dengan sektor bisnis lewat WhatsApp mungkin dihosting di server Facebook. Ini "mungkin langkah pertama untuk menghasilkan uang dan mendapatkan keuntungan dari investasi luar biasa yang mereka lakukan pada tahun 2014 ketika Facebook membeli WhatsApp," kata Flepp dari Threema.

"Seperti yang kita semua tahu, data pengguna adalah hal yang berharga di zaman kita. Saya pikir sebenarnya itulah yang menjadi kontroversi saat ini," paparnya. Namun, perubahan tersebut tidak akan diterapkan secara global.

Perubahan untuk pengguna Eropa menghilangkan aturan detail yang diumumkan untuk wilayah lain. Rencana untuk mengaktifkan akun Facebook Pay agar pengguna dapat "membayar sesuatu di WhatsApp" tidak termasuk dalam aturan pembaruan Eropa.

Hukum perlindungan data di Eropa termasuk yang terkuat di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas data Eropa mengambil tindakan yang semakin agresif terhadap raksasa perusahaan telekomunikasi.

"Di Eropa, orang harus menjelaskan dengan hati-hati apa yang sebenarnya akan dilakukan dengan data yang diberikan orang lain," kata Wiewiorowski, menjelaskan sebuah konsep yang dikenal sebagai "persetujuan yang diinformasikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya