Ada Masalah dengan Sistem Keamanan iPhone
- Techfire
VIVA – Apple iPhone 13 akan tiba pada akhir tahun ini. Sayangnya, perangkat tidak akan datang dengan perubahan besar, tapi mungkin memiliki pemindai sidik jari di layar. Apple telah memulai pengujian itu, sebagai pembaruan kunci untuk 2021, menurut sebuah laporan.
Dimulai dengan iPhone X, semua iPhone kecuali iPhone SE (2020) hadir tanpa pembaca sidik jari Touch ID dan menggunakan pengenalan wajah Face ID untuk otentikasi biometrik.
Namun, Face ID ternyata menjadi solusi yang kurang praktis di tengah pandemi yang sedang berlangsung, karena teknologinya sering kali gagal membuka kunci ponsel saat pengguna memakai masker.Â
Jadi pengguna harus melepas masker atau memasukkan kode keamanan untuk membuka kunci iPhone, menurut laman GSM Arena, Senin, 18 Januari 2021.
Tapi itu tidak akan lagi menjadi masalah pada jajaran iPhone 13, jika benar perangkat mengemas pemindai sidik jari di dalam layar. Di Android sendiri kemampuan ini sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.
Laporan lain mengklaim, Apple tidak akan menghapus Face ID. Perusahaan yang berbasis di Cupertino ini malah membahas penghapusan port pengisian daya pada beberapa model iPhone dan digantikan dengan pengisian nirkabel.
Sumber tersebut juga mengklaim bahwa Apple sedang mengerjakan iPhone dengan layar yang dapat dilipat, dan telah mengembangkan prototipe tampilan yang dapat dilipat untuk pengujian internal.Â
Layar ini memiliki engsel tak terlihat yang mirip dengan layar lipat Samsung, dan salah satunya terbuka dengan ukuran 6,7 inci. Namun tampaknya Apple belum merencanakan peluncuran iPhone lipatnya itu dan belum menyelesaikan prototipenya.
Laporan juga menyatakan bahwa Apple sedang mengerjakan dua tablet baru, yakni iPad Pro yang menggunakan prosesor yang lebih cepat dengan layar MiniLED, dan iPad level pemula dengan desain yang sama dengan iPad Air (2019).
Bursa Asia Lesu Menyusul Kerugian di Wall Street Tertekan Anjloknya Saham Teknologi
Bursa Asia-Pasifik loyo pada sejumlah indeks saat pembukaan pasar, Rabu, 8 Januari 2025. Koreksi menyusul kemerosotan Wall Street akibat terseret koreksi saham teknologi
