Ada Gangguan Proses IMEI, 2 Vendor Ponsel China Cuma Bilang Begini

SMS Status IMEI.
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Realme dan Xiaomi, dua vendor ponsel China, memastikan jika perangkat terbaru mereka yang baru saja diluncurkan di Indonesia tidak terdampak dari isu kapasitas Centralized Equipment Identity Register (CEIR) yang hampir penuh dan mengganggu proses registrasi International Mobile Equipment Identity (IMEI).

Main Game Lancar Bak Pro Player dengan HP Realme Ini

Asal tahu saja, Realme baru saja merilis dua ponsel, yakni Realme C17 dan Realme 7 Pro. Sedangkan Xiaomi merilis Poco X3 NFC. Keduanya sama-sama memperkenalkan produk barunya pada bulan ini.

Baca: Mesin Cek IMEI Bikin Produsen Ponsel Deg-degan

Maksa Pakai iPhone 16 di Indonesia, Siap-siap IMEI Terblokir

Sebelumnya, ada masalah pada kapasitas mesin penampung nomor IMEI tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan terblokirnya jaringan seluler dalam ponsel yang nomor IMEI-nya belum terdata di mesin tersebut.

"Untuk menanggapi masalah CEIR ini, sebenarnya produk-produk yang kami luncurkan sudah aman. Karena kan semua sudah terdaftar IMEI-nya di CEIR," kata Public Relations Manager Realme Indonesia, Krisva Angnieszca.

Xiaomi 15 Pro, Ponsel Impian yang Jadi Kenyataan

Selanjutnya, Krisva menuturkan, selalu mengikuti perkembangannya seperti apa. Tim Realme Indonesia juga terus berkomunikasi dengan pihak pemerintah untuk menanyakan informasi soal sistem tersebut.

Ia juga menyatakan untuk produk berikutnya yang akan hadir sampai akhir tahun ini masih dalam jalur yang benar.

"Untuk produk berikutnya, kita sejauh ini sampai akhir tahun masih on-track. Jadi sampai tahun ini kita masih aman. Untuk selanjutnya kita akan terus mengikuti perkembangan," ungkapnya.

Senada, Country Manager Xiaomi Indonesia, Alvin Tse memastikan, Poco X3 NFC tidak akan terdampak dengan kondisi saat ini.

Menurutnya, begitu sedikit masalah terkait tidak tersedianya jaringan untuk pengguna ponsel baru Xiaomi. Lebih lanjut, kendala itu justru terjadi pada pengguna yang ponselnya sudah ada di pasaran (after sales).

"Kemungkinan, yang terdampak itu after sales karena spare part tidak terdaftar," jelas Alvin. Sekadar informasi, banyak suku cadang di ponsel-ponsel lama yang tidak terdaftar. Guna mengatasi itu, Xiaomi mengaku terus bekerja sama dengan regulator.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya