Daftar Ponsel Murah Terlaris di Indonesia

Ilustrasi smartphone.
Sumber :
  • The Verge/Amelia Holowaty Krales

VIVA – Lembaga riset IDC mengumumkan, ponsel kelas low-end atau ponsel murah paling banyak dicari di Indonesia pada kuartal kedua 2020, untuk belajar dari rumah.

Sabtu Pagi Ini Gunung Semeru Kembali Erupsi Tiga Kali

Dalam laporan kuartal II, dikutip Jumat 9 Oktober 2020, IDC mencatat pengiriman ponsel di Indonesia pasca-kuartal tersebut merupakan rekor terendah sejak 2016.

Baca juga: Ponsel Realme Diskon Hingga Rp800 Ribu

Korban TPPO di Myanmar Minta Pemerintah Indonesia Segera Pulangkan Mereka

Secara total, pengiriman ponsel di Indonesia mencapai 7,1 juta unit, turun 26 persen secara year-on-year atau 3 persen secara quarter-on-quarter.

Penurunan tersebut diakibatkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat pada separuh kuartal kedua, kemudian membaik setelah karantina melonggar mulai Juni.

Pesan Anies ke Pramono-Rano saat Pimpin Jakarta

IDC mencatat, terdapat permintaan tinggi untuk ponsel harga US$100 hingga US$200, atau sekitar Rp1,5 juta hingga Rp3 juta, untuk digunakan sekolah dari rumah. Permintaan ponsel kelas low-end melebihi 75 persen, meningkat 48 persen dibandingkan tahun lalu.

Ponsel terpopuler

IDC mencatat lima besar merk terpopuler di Indonesia berdasarkan pengiriman adalah, secara berurutan Vivo, Oppo, Samsung, Xiaomi, dan Realme.

Catatan IDC Indonesia, Vivo (26,8 persen) memegang pangsa pasar terbesar pada segmen low-end melalui penjualan di unorganized ritel yang tetap buka ketika kebijakan PSBB.

Sementara Oppo (21,2 persen), merk tersebut kuat pada segmen menengah, kisaran harga US$200-US$400 (Rp3 juta hingga Rp5,8 juta).

Merek Samsung (18,7 persen) kuat dengan seri M, sementara Xiaomi (16,9 persen) unggul di kelas ultra low-end atau di bawah US$100 dolar, kurang dari Rp1,5 juta.

IDC mencatat pengiriman Realme (14,2 persen) menurun pasokan terbatas selama dua kuartal berturut-turut. Mereka memperkirakan, pemulihan pasar ponsel pintar di Indonesia akan lambat karena pemerintah kembali memperketat PSBB. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya