COVID-19 Buka Lowongan Pekerjaan untuk Robot

Ilustrasi robot.
Sumber :
  • promo-bot.ru

VIVA – Universal Robots yang berbasis di Odense, Denmark menggelar pertemuan dengan pemimpin global robot kolaboratif (cobot). Pertemuan ini membahas tantangan serta kerentanan seperti gangguan serius pada rantai pasokan hingga kekurangan material secara tiba-tiba.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Selain itu perubahan permintaan yang tajam membuat para produsen cobot bergulat untuk bisa beradaptasi dengan perubahan. Seperti diketahui, industri manufaktur yang padat karya sangat terpukul oleh langkah-langkah penanganan COVID-19.

Baca: Investor Grab Ciptakan Robot untuk Cegah Penularan COVID-19

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Namun, langkah tersebut juga memberikan peluang bagi para produsen yang berfokus pada tenaga kerja dan memikirkan kembali operasi mereka, sehingga produksi tetap bisa berjalan tanpa mengorbankan efisiensi biaya.

Menurut Direktur Regional Asia Pasific Universal Robots, James McKew, pemilik bisnis dan para operatornya harus benar-benar dapat mengatur biaya, menciptakan nilai, dan keuntungan.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"Beberapa negara yang kisaran harga propertinya mahal, seperti Singapura dan kota metropolitan lainnya di dunia, cobot bisa sangat membantu dalam memaksimalkan ruang di mana operator manusia dan cobot bisa bekerja bersama-sama untuk mencapai tingkat produksi tertinggi sembari mematuhi pedoman jarak fisik selama pandemi," kata dia, seperti dikutip dari situs Business Standard, Jumat, 9 Oktober 2020.

James melanjutkan, cobot-cobot ini telah menjadi alat yang gesit dan sempurna, yang dapat diaplikasikan secara inovatif di seluruh dunia, terutama di pasar ASEAN, yang sedang berkembang di mana tingkat adopsi cobot dan robot industri lainnya terus melampaui pasar yang ada di negara-negara Barat yang sudah mapan.

Hal tersebut disebabkan cobot dari Universal Robots, pada saat dioperasikan, tidak lagi memerlukan insinyur profesional atau pengembang perangkat lunak. Siapa pun yang memiliki kemampuan untuk mengoperasikan tablet grafis, seperti iPad, sederhana akan dapat memerintahkan dan mengontrol cobot tersebut, setelah mendapatkan beberapa pelatihan dasar.

Misalnya, cobot sudah bisa diaplikasikan di bidang medis karena krisis COVID-19, untuk aplikasi seperti tes swab, sterilisasi, dan desinfeksi secara mobile, termasuk disinfeksi sandaran tangan kursi pesawat yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan cedera dan infeksi pada penumpang.

“Cobot bisa 'hidup' secara dinamis untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan krisis yang ada sekarang," ungkap Juergen von Hollen, presiden Universal Robots. Ia memperkirakan cobot akan tumbuh secara eksponensial dalam waktu dekat di kawasan ASEAN, terutama di segmen usaha kecil dan menengah (UKM).

"Pandemi COVID-19 telah mempercepat adopsi cobot pada banyak industri. Karena, cobot sangatlah mudah dipelajari dan dioperasikan," papar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya