Orang China Tidak Suka Pakai Email, Mereka Pilih WeChat
- TechInAsia
Zhong Ling, asisten profesor ilmu ekonomi di Sekolah Pascasarjana Bisnis Cheung Kong, menilai WeChat cocok dengan budaya kerja masyarakat China.
"WeChat, sebagai platform pesan singkat, memungkinkan kita mengeluarkan lebih sedikit waktu daripada email," kata dia.
"Informalitas ini membuat orang lebih mungkin merespons secara cepat. Tuntutan terhadap tanggapan kilat terbentuk oleh lingkungan budaya dan bisnis di China," ujar Zhong.
Zhong berkata, tidak ada batasan yang tegas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi di masyarakat China.
Akibatnya, kata dia, pemberi kerja maupun manajer kerap mengirim pertanyaan atau tugas di luar jam kerja normal.
Mereka memilih untuk tidak menunggu hingga hari kerja berikutnya, bahkan untuk mendapatkan jawaban yang sepele.
Zhong berkata, untuk percakapan yang mengharuskan banyak interaksi, WeChat lebih cepat daripada email.
Namun sisi negatif dari penggunaan aplikasi ini, para pekerja di China selalu berada di bawah tekanan untuk merespons atasan setiap jam.
Di sisi lain, Matthew Brennan menilai WeChat lebih terdepan untuk memungkinkan penggunanya memberikan tanggapan kilat dan singkat. Sementara itu, email disebutnya memiliki antarmuka yang lebih kaku.
Respons instan diperlukan
Cara sebuah platform dibangun memengaruhi cara penggunanya berkomunikasi. Terdapat efek halus yang terlihat saat kita berkomunikasi menggunakan Facebook, WhatsApp, atau WeChat.
"Mungkin akan ada harapan untuk respons yang lebih tepat waktu untuk fitur pesan instan," kata Brennan.
Getty Images
Komunikasi berlangsung lebih cepat dalam aplikasi pesan singkat ketimbang email.
"Jadi, meskipun Anda menerima pesan di akhir pekan, Anda perlu membalasnya."
Di negara Anglo-sentris seperti Inggris, AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, email mempertahankan tata krama zaman dulu.