Netflix Bongkar Kebusukan Facebook, Google hingga Twitter
- Market Watch
VIVA – The Social Dilemma menjadi pembicaraan di media sosial beberapa waktu terakhir. Sebab, film dokumenter keluaran Netflix itu membongkar kebusukan sejumlah raksasa teknologi dunia secara gamblang. The Social Dilemma mengungkap jika istilah produk bukanlah pada media sosial melainkan penggunanya itu sendiri.
Film dokumenter ini menghadirkan para mantan karyawan dan petinggi sejumlah perusahaan teknologi dunia seperti Facebook dan Instagram, Google, serta Twitter sebagai narasumber. Mereka membicarakan cara platform untuk membuat para penggunanya 'tetap berada di dalam'.
The Social Dilemma menjelaskan cara kerja algoritma untuk menarik perhatian pengguna dan monetisasi perusahaan jejaring sosial. "Ini adalah kode penghancur yang ditanamkan ke masyarakat saat ini," ungkap Sutradara The Social Dilemma, Jeff Orlowski, dikutip VIVA Tekno dari laman South China Morning Post, Sabtu, 19 September 2020.
Ia juga mengungkapkan bahwa pengaruh yang disebar perusahaan jejaring sosial ini ternyata melahirkan hal-hal negatif. Salah satunya Generasi Z, atau orang-orang yang lahir setelah 1996 yang merasa lebih cemas, rapuh, serta tertekan.
Hal ini juga nampaknya merangsang kenaikan jumlah remaja yang menyakiti dirinya sendiri hingga sampai bunuh diri. Kasus paling signifikan terjadi setelah 2009, atau saat media sosial mulai hadir di dalam ponsel pintar atau smartphone.
Sejumlah narasumber The Social Dilemma mengaku sudah keluar dari raksasa teknologi itu daripada harus berkontribusi dalam masalah. Mereka juga harus menjaga dirinya sendiri dan keluarga agar menjauhi gawai atau gadget dan media sosial.
The Social Dilemma tak melulu berbicara soal buruknya media sosial, namun membahas soal tidak adanya regulasi yang mengatur sepak terjang mereka. Salah satu narasumber yang juga mantan eksekutif di Google, Tristan Harris, berharap film dokumenter ini bisa menjadi pengingat bagi masyarakat.
"Saya sangat berharap kalau Film Dokumenter The Social Dilemma akan jadi yang pertama kalinya bagi kami membagikan kebenaran serta realitas, yang jika tidak diatur (oleh regulasi) maka akan kehancuran kita semua," tegas Harris.