Orang China Cinta Produk Dalam Negeri, Pilih WeChat Ketimbang iPhone
- Jing Daily
VIVA – Masyarakat China sangat cinta produk dalam negeri. Dalam sebuah survei disebutkan bahwa mereka cenderung lebih memilih menyerahkan iPhone ketimbang harus kehilangan akses WeChat.
Mengutip situs Ubergizmo, Senin, 24 Agustus 2020, survei ini dilakukan oleh perusahaan teknologi China, Weibo, di mana hasilnya 95 persen warga China tidak mau kehilangan akses platform pesan instan pesaing WhatsApp itu. WeChat didirikan sejak 2011 dengan pengembang aplikasinya Tencent Holdings Limited, yang juga pesaing Alibaba.
Baca: Karpet Merah dari Turki untuk China
Namun, WeChat bukan sekadar aplikasi pesan instan saja. Banyak hal yang bisa dilakukan pada platform tersebut. Misalnya saja melakukan pembayaran digital ke penjual, mengirim uang, bermain game online, membayar tagihan, hingga membeli tiket untuk transportasi massal.
Selain itu kebijakan pemerintah China untuk melarang aplikasi serupa bisa diakses, nampaknya mau tidak menjadi pilihan warga asing untuk mengandalkan WeChat. Mereka tetap bisa berkomunikasi dengan teman, keluarga ataupun mitra bisnis di dalam negeri lewat platform tersebut.
Sementara itu, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China terus berlanjut. WeChat menjadi korban berikutnya bersama aplikasi lain yang sedang dipertimbangkan untuk dilarang beroperasi oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Menurut sebuah analisa bahwa larangan WeChat di AS bisa membuat penjualan iPhone anjlok hingga 30 persen. Melihat hasil survei Weibo nampaknya keputusan Trump bisa berakibat buruk ke depannya.
Bukan hanya WeChat, beberapa raksasa teknologi China juga terseret dalam perang dagang dua negara adidaya itu. Sebelumnya sudah ada TikTok dan Huawei yang harus merasakan larangan operasional di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, salah satu layanan WeChat bernama WeChat Pay, resmi beroperasi di Turki yang menargetkan wisatawan dari China. Bandara Internasional Istanbul menjadi lokasi peluncuran platform milik Tencent tersebut.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Mehmet Nuri Ersoy, mengatakan wisatawan China adalah pembelanja terbesar kedua setelah warganya sendiri.
Dengan resmi beroperasinya WeChat Pay, ia berharap bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan Tirai Bambu ke negaranya. WeChat Pay memungkinkan pengguna WeChat, aplikasi pesan instan pesaing WhatsApp milik Facebook, untuk melakukan transaksi pembayaran dari smartphone.