Gangguan Kesehatan Mental Bisa Diobati Lewat 'Ilmu Gaib'
- vstory
VIVA – Gangguan kesehatan mental tidak dapat dipandang sebelah mata. Oleh karena itu dibutuhkan literasi khusus. Mulai dari pengetahuan, implikasi, serta cara penanganan untuk teman-teman yang berjuang dalam masalah kesehatan mental.
Berdasarkan data yang diolah dari berbagai sumber bahwa prevalensi gangguan kesehatan mental yang ditunjukkan melalui gejala-gejala depresi dan kecemasan ada pada angka sekitar 14 juta orang di Indonesia. Namun, angka tersebut tidak diimbangi dengan jumlah psikolog klinis dan psikiater terlatih.
Apalagi melihat bahwa jumlah psikiater dan psikolog klinis masih terpusat di Pulau Jawa. Akibatnya, sekitar 90 persen orang kesulitan untuk mendapat akses layanan kesehatan mental.
Menurut Reuben Berger, psikoterapis dari Rumah Sakit Universitas Bonn, Jerman, memberi rekomendasi beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan untuk mengurangi gejala depresi dan kekhawatiran yang berkepanjangan. Salah satu caranya adalah memerintahkan pikiran untuk berhenti.
"Ketika pikiran negatif datang atau perenungan berkepanjangan dimulai, Anda mesti berkata kepada diri sendiri, 'Berhenti!'" ujarnya, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Jumat, 14 Agustus 2020. Berger menambahkan bahwa akan lebih efektif jika Anda benar-benar mengucapkan kata itu dengan lantang.
Ide utama dari tindakan ini adalah untuk mengkondisikan diri Anda dalam menghentikan lingkaran kekhawatiran, membuat prediksi-prediksi tentang masa depan, atau perenungan berkepanjangan di mana Anda terobsesi dengan peristiwa masa lalu.
Berger mengatakan butuh waktu hingga dua minggu untuk menerapkan teknik ini setiap hari agar bisa berhasil. "Konsistensi sangat penting," ungkap dia. Selain cara konvensional, gangguan kesehatan mental kini bisa diobati lewat ‘ilmu gaib’.
Ilmu gaib yang dimaksud adalah bukan memakai bantuan makhluk halus, tetapi platform teknologi. Sebuah platform penyedia layanan psikologi berbasis teknologi, Ibunda.id, mengenalkan layanan self-help pertama di Indonesia yang dinamai Insight Me.
Product Lead Insight Me, Khairunnisa Sekar, mengatakan kehadiran platform kelas online ini menjadi salah satu langkah untuk mematahkan stigma di masyarakat yang masih menganggap tabu soal kesehatan mental. Karena stigma tersebut, banyak orang yang terkendala untuk mendapatkan pertolongan profesional.
“Kesehatan mental itu kan enggak melulu untuk yang telah terdiagnosa gangguan mental ya. Insight Me dapat digunakan individu untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, karena di sini kita punya materi untuk masalah sehari-hari. Mulai dari yang ringan hingga berat. Lalu solusi praktis yang bisa dilakukan secara mandiri," jelas Sekar.