Perempuan dari Negara Muslim Kencan Lewat Tinder, Siapa Takut?
- Techcheater
Menjelajahi seksualitas dalam masyarakat konservatif
Sophia, seorang peneliti berusia 26 tahun dari Lahore, mengatakan kepada DW bahwa dia menggunakan Tinder untuk mengeksplorasi "seksualitas tanpa batas".
"Saya tidak peduli jika orang menilai saya. Masyarakat akan selalu menilai Anda, jadi mengapa repot-repot mencoba menyenangkan mereka?" paparnya.
Namun, tidak semua perempuan pengguna Tinder seterbuka Sophia. Sebagian besar profil perempuan Pakistan di Tinder tidak mengungkapkan identitas lengkap mereka, dengan foto yang hanya menampilkan wajah yang terpotong, foto tangan atau kaki dengan bidikan jarak dekat, wajah tertutup rambut atau hanya jari yang kukunya dicat.
"Jika kami mencantumkan nama asli atau foto kami, kebanyakan pria cenderung menguntit kami. Jika kami tidak menanggapi, mereka bisa menemukan kami di media sosial dan mengirim pesan-pesan aneh," kata Alishba, yang berusia 25 tahun dari Lahore.
Dia juga menunjukkan standar ganda berkencan, dengan menjelaskan bahwa pria yang sudah menikah di Tinder sering menggunakan pernikahan mereka yang "gagal" sebagai alasan untuk berkencan dengan perempuan lain.
Fariha, seorang blogger berusia 28 tahun, menggunakan Tinder selama satu tahun. "Saya selalu memilih untuk bertemu pria di tempat umum sampai saya merasa aman. Tapi ada satu pria yang terus mengundang saya ke tempatnya. Pria sering beranggapan bahwa perempuan akan melakukan hubungan seksual jika mereka terus meminta," katanya kepada DW.
Tidak ada lagi yang 'mempermalukan dan memberi label'
Pengenalan aplikasi kencan di Pakistan juga menantang tabu yang memicu perdebatan tentang seksualitas perempuan, hubungan seks konsensual dan seks yang aman.