Ilmuwan Siap Teliti Bagian Misterius Dari Matahari
- mirror
VIVA – Program pengamatan Matahari, Solar Orbiter yang merupakan kerja sama antara European Space Agency (ESA) dan Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) telah dimulai pada 9 Februari 2020.
Dikutip dari situs Space, Senin,10 Februari 2020, pesawat yang mereka buat dilengkapi dengan 10 instrumen, yang terdiri dari empat penginderaan jauh dan enam pencitraan. Pesawat itu juga akan menangkap gambar pertama dari kutub Matahari.
"Ini jadi yang pertama pengiriman satelit untuk pengambilan gambar di kutub matahari. Kami akan mendapat data untuk yang pertama kalinya dari medan magnet di sana," ujar ilmuwan ESA, Daniel Muller.
Ilmuwan percaya bahwa di sana sebagai kunci pengungkapan misteri aktivitas sang Surya. Muller menambahkan bahwa Solar Orbiter juga akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang sisi jauh Matahari dan tim sains akan menggunakannya untuk model 3D.
Investasi untuk program ini nilainya mencapai US$672 juta, akan bertugas sebagai laboratorium bergerak di luar angkasa. Satelit akan memanfaatkan instrumen untuk melacak jejak letusan di Matahari, dari permukaannya sampai kemudian sampai di luar angkasa akhirnya ke Bumi.
"Seluruh tata surya kita diatur oleh aktivitas yang berasal dari Matahari. Ada kabut yang terus mengalir dari partikel-partikel energetik yang bergerak menjauh dari Matahari dan menyebar ke seluruh planet. Kita menyebutnya angin Matahari," kata ilmuwan NASA, Nicky Fox.
Solar Orbiter akan menghubungkan Matahari dengan heliosphere, membantu mencari jawaban sebab-akibat yang terjadi di Matahari dan disinambungkan dengan apa yang sudah diamati di Bumi.
Tujuan misi ini adalah untuk memahami cara kerja medan magnet Matahari dan bagaimana pengaruhnya terhadap siklus Matahari serta perubahan berkala pada setiap aktivitas Matahari.