Aturan Taksi Online Masuk Area Ganjil Genap Jangan Bikin Bingung
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menguji coba perluasan kawasan ganjil genap untuk kendaraan roda empat. Terkait perluasan ini, moda taksi online, akan diberikan penanda stiker khusus agar bisa masuk ke kawasan ganjil genap.Â
Pengamat ekonomi Center for International and Strategic Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyatakan, aturan lalu lintas di Jakarta harus memerhatikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan dunia usaha. Dia mengingatkan, aturan taksi online masuk kawasan ganjil genap dibuat dengan jelas dan jangan sampai menimbulkan kebingungan di lapangan.
"Di satu sisi kita ingin mengurangi kemacetan dan mengendalikan pencemaran udara, tapi di satu sisi jangan sampai mobilitas masyarakat melambat. Ujung-ujungnya roda perekonomian akan terganggu. Padahal kita tahu, Jakarta adalah pusat pemerintahan dan perekonomian nasional," ujar Yose, dalam pernyataannya, Kamis 15 Agustus 2019.Â
Yose mengatakan, pengecualian bagi transportasi online di kawasan ganjil genap sebagai titik temu dari sejumlah kepentingan yang ada. Sebagai moda transportasi umum yang diakui dan diregulasi oleh pemerintah, taksi online memang diperbolehkan untuk masuk ke wilayah ganjil genap.Â
Peneliti CSIS itu mengatakan, masyarakat sudah terbiasa dengan kehadiran transportasi online baik dari sisi waktu dan kemudahan pembayaran. Jika harus mengubah kebiasaan, Yose mengatakan bakal banyak waktu produktif yang terbuang.Â
"Pengaturan ganjil genap sebenarnya membatasi pilihan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Ini tentunya akan meningkatkan biaya untuk melakukan mobilitas. Dengan memberikan pengecualian kepada taksi online, pilihan akan menjadi lebih banyak. Biaya akan menjadi lebih murah, sehingga manfaat bagi konsumen akan semakin besar," jelasnya.Â
Baca juga: 5 Jeritan Warga dari Perluasan Ganji Genap Jakarta
Dalam kesempatan lain, Menteri Perhubungan Budi Karya mendukung beroperasinya taksi online di wilayah tersebut.Â
"Kalau taksi biasa boleh, mestinya mereka boleh juga, itu yang saya sampaikan equality," ujarnya. Bagaimana menurut kamu soal aturan perluasan ganjil genap?