Oppo Kepikiran Nasib Konsumen Ponsel Ilegal

Pemusnahan ponsel ilegal di Kantor Pusat Bea dan Cukai, Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja

VIVA – Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang menggodok aturan International Mobile Equipment Identity atau IMEI untuk memberantas ponsel ilegal di Indonesia. Namun aturan itu menimbulkan pertanyaan baru yaitu nasib dari masyarakat yang memegang ponsel tidak resmi. Bocoran aturan itu menunjukkan, ada mekanisme pemutihan untuk ponsel tidak resmi yang telanjur sudah beredar di pasaran.  Dalam hal ini, Oppo mengaku sempat memikirkan bagaiman nasib konsumen yang memiliki ponsel ilegal alias ponsel black market (BM).

Cara Mudah Menonaktifkan Panggilan WhatsApp Ketika Tak Ingin Diganggu, Dijamin Berhasil

Public Relations Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto menginginkan ada fasilitas bagi pemegang barang tidak resmi ini. Konsumen tersebut ingin bisa difasilitasi supaya memiliki barang resmi Oppo. 

"Sempat kepikiran solusi-solusi buat orang yang punya BM (Black Market) itu gimana, apakah kita menawarkan kayak program buat mereka bisa menggantikan dengan barang resmi atau apa," kata dia di Malang, Jawa Timur, Rabu malam 17 Juli 2019. 

YLKI Sebut Perilaku Petugas Penagihan Jadi Aduan Paling Banyak di 2024

Namun dia belum tahu keinginan pemerintah soal aturan IMEI untuk blokir ponsel ilegal tersebut, termasuk mengenai nasib konsumen yang memiliki produk tidak resmi. 

Mekanisme pemutihan terdapat beberapa tahapan, yaitu mendaftarkan nomor IMEI dan membayar pajak. Namun pilihan itu juga masih digodok hingga sekarang. 

YLKI Terima 1.675 Aduan Sepanjang 2024, Paling Banyak Masalah Jasa Keuangan hingga Belanja Online

Aryo mengatakan, menginginkan aturan tersebut cepat diimplementasikan. Apalagi mengingat sejumlah perusahaan sudah mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintah tentang TKDN perangkat. 

"Aturan TKDN 2016, kita sudah komitmen seperti itu. Cuma memang tidak ada payung hukum mengatur barang-barang non resmi itu," kata dia. 

Dia mengatakan saat semua vendor bisa berjualan resmi akan jauh lebih adil. Jika semua perusahaan mengikuti aturan maka persaingan akan terjadi pada inovasi dan pelayanan. Sedangkan saat ini, persaingan antarvendor lebih cenderung pada perang harga. 

"Sebenarnya yang susah di konsumen Indonesia itu kesadaran konsumen juga. Dia mau bayar Rp300 ribu lebih murah untuk 5-8 kali bolak balik rusak ke service center non resmi. Dibandingkan bayar lebih mahal tapi amam," ungkapnya.

Ilustrasi mengatur uang.

Cara Mendapatkan Uang dengan Cepat hanya Modal Ponsel, Mudah dan Berhasil

Di era digital seperti sekarang, mendapatkan uang dengan cepat hanya bermodal ponsel bukanlah hal yang mustahil. Dengan kemajuan teknologi dan internet, ada peluang besar

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2025