Teknologi Epson Bikin Fesyen Ramadan jadi Berbeda
- Dokumen Epson Indonesia
VIVA – Memasuki momen Ramadan, masyarakat di Tanah Air melakukan berbagai penyambutan. Salah satu yang jamak dilakukan masyarakat berburu produk fesyen muslim terbaru mulai dari hijab, baju koko, celana, kain dan lainnya.
Layaknya tren fesyen umumnya, pakaian muslim pada 2019 juga menjadi perhatian para pencinta seni seperti desainer, pelaku usaha tekstil dan masyarakat.
Kreativitas desainer menjadikan tren fesyen muslim 2019 kompleks dan penuh warna. Tampilan bordir, teknik print, perpaduan modern dan tradisional menghasilkan karya yang berbeda yang membuat penampilan seseorang menjadi lebih apik dilihat.
Menjemput tren tersebut, perusahaan produk elektronik asal Jepang, Epson menghadirkan mesin printer tekstil sublimasi digital generasi terbaru SureColor SC-F9930.
Printer generasi terbaru ini diklaim bisa memenuhi kebutuhan pengguna pada produk fesyen yang mumpuni. Epson mengatakan, printer tekstil terbaru SureColor SC-F9930 itu memudahkan lahirnya karya seni mode fesyen yang dikombinasikan dengan kebutuhan massal masyarakat.
Country Manager Epson Indonesia, Shimizu Tomoya mengklaim, printer tekstil baru ini memberikan kualitas cetak yang sangat tinggi dan handal.
"Printer ini memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan penanganan yang lebih baik bahkan untuk substrat yang sangat tipis," kata dia dalam keterangannya, Selasa 14 Mei 2019.
Tomoya menuturkan, Epson menyediakan solusi lengkap, mulai dari printer, tinta, substrat, perangkat lunak dan pendukung lainnya, sehingga semuanya dirancang untuk bekerja sesuai harapan pengguna.
Selain itu, kata dia, semua komponen produk dan bahan habis pakai diproduksi langsung oleh Epson untuk menjamin kualitas konsisten. Menurutnya, Epson berkomitmen pada kualitas hasil cetak yang lebih tajam (vivid), color gamut lebih luas dengan tujuan menghasilkan gambar berkualitas tinggi. (ali)
Pekerjaan yang Cocok untuk Si Cerewet: 5 Pilihan Karier yang Menguntungkan
Sering kali, orang menganggapnya sebagai kelemahan. Apakah kamu merasa sering diberi label "tidak bisa diam" atau "terlalu banyak bicara" oleh orang-orang di sekitarmu?
