Begini Jadinya kalau Kerja CCTV Mirip dengan Otak Manusia

CCTV Face Recognition WV-ASF950.
Sumber :
  • Dok. Panasonic

VIVA – Teknologi kamera pengawas atau surveillance makin meningkat, di mana saat ini sudah menggunakan aplikasi pengenalan wajah atau face recognition. Teknologi ini bukan sekadar memantau tapi juga dapat mengenal wajah secara akurat.

Viral Video Detik-detik Chandrika Chika Diduga Lakukan Penganiayaan, Tarik Korban hingga Tersungkur di Jalan

Selain itu, aplikasi tersebut mampu menangkap gambaran wajah secara jelas dan sekaligus memicu alarm, bila wajah yang dipantau merupakan blacklist atau memiliki riwayat kejahatan. Karena itu, PT Panasonic Gobel Indonesia memperkenalkan kamera televisi sirkuit tertutup atau CCTV Face Recognition WV-ASF950, yang menggunakan deep learning.

Terinspirasi dari cara kerja otak manusia, deep learning menggunakan proses pembelajaran berlapis atau layered learning untuk membantu komputer dalam mengklasifikasi, menyimpan dan mengakses data, yang dapat merujuk pada pembelajaran.

Tegas! KAI Commuter Blacklist Pelaku Pelecehan Wanita, Dilarang Naik KRL Seumur Hidup

Artinya, deep learning dapat menggunakan seluruh gambar untuk mengenali, ketimbang mengandalkan aspek terpisah dari sebuah gambar. Kegunaan deep learning untuk pengenalan wajah atau face recognition dan klasifikasi gambar, bahkan menjadikannya sebagai teknologi paling penting dalam industri keamanan.

Sebab, teknologi ini menjangkau setiap aspek dalam industri keamanan. Mulai dari deteksi wajah dan kendaraan, hingga menganalisis perilaku (behaviour analysis).

Pasar CCTV di Indonesia Masih Besar

Menurut Assistant Manager Security System PT Panasonic Gobel Indonesia, Sofian Hadi, teknologinya memberikan performa identifikasi wajah dengan akurasi tinggi dan kualitas terbaik.

"Teknologi ini mampu mengidentifikasi wajah yang biasanya akan sulit dikenali jika menggunakan teknologi konvensional, di antaranya dengan sudut wajah hingga 45 derajat dari kiri dan kanan atau 30 derajat dari atas atau bawah, bahkan wajah yang menggunakan kacamata atau masker," kata dia di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019.

Sofian mengaku jika CCTV WV-ASF950 telah dilengkapi dengan mesin facial recognition tertinggi di dunia yang telah diuji oleh National Institute of Standards and Technology atau NIST (IJB-A face challenge).

Fungsi iA (intelligent auto) dan “Best Shot” memaksimalkan mesin pengenalan wajah yang mampu menghasilkan pengenalan wajah yang presisi. Selain itu, CCTV ini memiliki tiga fungsi. Pertama, fungsi face matching, yang mampu mencocokkan wajah yang tertangkap kamera dengan database yang sudah terdaftar sebelumnya.

"Kami telah menerapkan fungsi ini di Bandara Internasional Haneda, Jepang. Sistem ini mampu mendeteksi perbedaan wajah hingga 10 tahun. Keunggulan ini dimanfaatkan untuk mendeteksi wajah orang saat mereka melewati gerbang bandara," jelasnya.

Kedua, fungsi face searching atau mencari wajah yang tertangkap kamera untuk mengetahui lokasi atau keberadaan orang yang dicari tersebut. Pencarian wajah ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi wajah yang biasanya akan sulit dikenali jika menggunakan teknologi konvensional.

Ketiga, bisa dimanfaatkan untuk statistik atau mengumpulkan data. Sofian menuturkan data-data yang dikumpulkan menggunakan sistem ini dapat mencakup jumlah orang, umur, bahkan jenis kelamin selama cakupan area tersebut terhubung dengan sistem pengenalan wajah miliknya.

“Teknologi ini akan dipakai Olimpiade Tokyo 2020. Selain Jepang, NUS di Singapura juga telah memakai. Karena perangkatnya baru tiba di Indonesia akhir tahun lalu sekarang kami sedang membidik industri perbankan," ungkap Sofian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya