iPhone Diblender Sampai Jadi Bubuk, Zat Kimia Langka Ditemukan

iPhone anyar
Sumber :
  • www.businessinsider.com.au/Hollis Johnson

VIVA – Banyak orang menggunakan ponsel, tapi tak banyak yang tahu bahan kimia apa saja yang dikandungnya. Para ilmuwan pun penasaran. Kemudian mereka melalukan penelitian terhadap iPhone.

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Proses penelitian dilakukan dengan cara menghancurkan iPhone menggunakan blender sehingga menjadi berbentuk bubuk. Tim peneliti tersebut dari Universitas Plymouth, Inggris, yang lantas melakukan pencampuran untuk menemukan jumlah elemen langka pada iPhone.

Dikutip dari situs Metro, Jumat, 15 Maret 2019, penelitian ini adalah bagian dari rencana daur ulang. Berdasarkan data, setiap tahun ada 1,4 miliar ponsel yang diproduksi di seluruh dunia. Seorang dosen Igneous Petrology, Arjan Dijkstra mengatakan, saat ini manusia benar-benar bergantung pada ponsel, namun tidak tahu apa yang ada di balik layar.

Serangan Phising Kian Marak, Mahasiswa Hingga Dosen Dibekali Ini Buat Hadapi Ancaman Siber

"Umumnya mereka menjawab ada kandungan tungstat dan kobalt yang diambil di wilayah Afrika. Namun ada juga elemen langka, seperti neodymium, gadolinium, dan disprosium. Ada juga emas, perak dan elemen lain yang membuat nilainya tinggi," jelasnya.

Jangan Cuek, Pengguna iPhone di Indonesia Wajib Tahu Ini

Semua bahan yang didapat perlu ditambang dengan mengekstrak bijih bernilai tinggi. Setelah melakukan proses blender pada ponsel, peneliti mencampurnya dengan natrium peroksida pada suhu 500 derajat Celcius. Kemudian mereka melakukan analisis lebih rinci terhadap larutan asam untuk menentukan kandungan kimia yang tepat.

Hasil menunjukkan bahwa iphone tersebut mengandung 33 gram zat besi, 13 gram silikon dan 7 gram kromium. Ada juga sejumlah kecil zat lainnya. Peneliti mengatakan, kandungan pada telepon terdiri dari sejumlah elemen yang kritis keberadaannya, seperti 900 miligram tungstat dan 70 miligram kobalt dan molibdenum, serta 160 miligram neodymium dan 30 miligram praseodymium.

Kandungan lain terdapat 90 miligram perak dan 36 miligram emas. Artinya untuk membuat satu ponsel, pekerja perlu menambah 10-15 kilogram bijih, termasuk 7 kilogram bijih emas bermutu tinggi, 1 kilogram bijih tembaga, 750 kilogram bijih tungstat dan 200 gram bijih nikel. Bisa dibayangkan bagaimana ini menekan perubahan yang signifikan pada Bumi.

"Penambangan dapat menjadi bagian dari solusi masalah-masalah yang ada di dunia. Tetapi sekarang kita berada dalam iklim di mana orang menjadi lebih bertanggung jawab secara sosial dan tertarik pada isi dari apa yang mereka beli. Karena bahan-bahan yang digunakan, beberapa perusahaan berkomitmen untuk menaikkan tingkat daur ulang," kata dosen Geologi Ekonomi, Colin Wilkins.

Wilkins menambahkan, reaksi ini merupakan hal yang positif bahwa saat ini masyarakat sudah lebih peduli. Dirinya berharap proyek ini akan mendorong lebih banyak orang untuk memperhatikan gaya hidup mereka. Proyek ini merupakan kolaborasi ilmuwan dengan Real World Visual, sebagai bagian dari Creative Associates.

(ann)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya