Info Razia Kerap Bocor, Polisi Protes ke Waze
- www.bgr.com
VIVA – Departemen Kepolisian New York atau NYPD menuntut aplikasi penunjuk arah milik Google, Waze, agar menonaktifkan fitur berbagi informasi tentang keberadaan pos pemeriksaan atau razia.
Mengutip situs The Verge, Kamis, 7 Februari 2019, Google baru saja menerima surat keberatan dari NYPD dan menuntut mereka supaya mematikan fitur tersebut lantaran memungkinkan pengendara untuk memberi tahu komunitas lain mengenai kehadiran polisi di jalan.
Namun, fitur ini sebenarnya bisa digunakan untuk menginformasikan adanya kecelakaan, kemacetan lalu lintas, dan elemen lainnya di jalan raya, yang membuat pengendara mengalihkan perjalanannya.
"Kami semakin khawatir tentang jumlah pengguna yang menggunakan fitur ini untuk menandai titik pemeriksaan DWI (driving while intoxicated atau mengemudi saat mabuk). Akibatnya, pengendara mengambil rute yang berbeda untuk menghindari razia," demikian keterangan resmi dari NYPD.
Oleh karena itu, NYPD sedang berjuang untuk menemukan dan menghentikan pengemudi yang mengemudi dalam kondisi berbahaya. Dan, fitur ini dinilai 'sangat tidak bertanggung jawab' dalam membantu tugas aparat kepolisian.
"Individu yang memposting lokasi razia mungkin akan terlibat dalam tindak pidana karena tindakan yang disengaja untuk mencegah dan / atau mengganggu administrasi undang-undang DWI dan hukum pidana serta lalu lintas lainnya secara nyata. Ini harus dihentikan," tegas NYPD.
Sementara itu, Google tidak mengonfirmasi atau pun menyangkal apakah akan mengambil langkah-langkah untuk memodifikasi fiturnya itu. Namun yang pasti mereka tetap memprioritaskan keselamatan pengemudi dalam mengembangkan fitur Waze.
"Kami ingin mengingatkan pengemudi supaya lebih berhati-hati dan membuat keputusan yang lebih aman ketika mereka sedang berkendara," ungkap Google.