Pesawat Indonesia R80 Masih Dominasi Impor, tapi Tak Masalah
- Instagram/@flashid
VIVA – Pesawat R80 yang dibuat oleh PT Regio Aviasi Indonesia atau RAI merupakan pesawat buatan Indonesia. Namun demikian, menyandang sebagai pesawat buatan anak bangsa, faktanya komponen lokal pesawat ini di bawah 50 persen, sebagian besar adalah hasil impor.
Menurut Komisaris RAI, Ilham Akbar Habibie, pesawat R80 masih didominasi impor bukan tanpa sebab. Sejauh ini, kata dia, negara belum bisa memproduksi komponen pesawat yang dibutuhkan.
"Di dunia ini untuk produksi engine hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris. Prancis dan Jerman juga tidak, makanya kita harus beli. Kita tidak akan bisa produksi, kalaupun bisa kita perlu waktu," ujarnya dalam event Indo Defence Expo di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 9 November 2018.
Anak Presiden ketiga RI, B.J Habibie, ini meminta publik tidak mementingkan hal tersebut. Sebab, pembuatan pesawat ini masih bisa dilihat dari berbagai sisi, misalnya menjadi sebuah investasi di dalam perusahaan, dan masih banyak lagi nilai tambah yang bisa dilihat.
Ia menyontohkan, produsen pesawat Boeing yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat saja tidak membuat instrumen, mesin, pengendalian pesawat terbang secara mandiri. Boeing masih harus membelinya. Namun karena industri di negaranya sudah maju, maka sebagian besar dibeli dari negaranya sendiri.
Ilham menuturkan, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) juga akan bekerja sama dalam proses pembuatan pesawat R80, namun belum terjadi kesepakatan final.
"Belum final karena mereka juga sekarang lagi ada proyek aktif. Saat ini mereka masih menggeluti pesawat terbang N219, yang dapat menampung 19 penumpang dan 2 engineer. Lagi ada fase uji coba terbang, mungkin tahun depan selesai, baru mereka bisa bergabung jadi mitra," katanya.
BJ Habibie sebagai inisiator pesawat R80 juga tidak turut terjun dalam pembuatan desain pesawat. Namun Ia berpendapat, Indonesia tidak cukup jika hanya mengandalkan pesawat jet untuk penerbangan jarak dekat, maka pesawat berpenumpang 80 ini dirasa dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin melakukan perjalanan jarak dekat secara cepat dan aman. (ase)