Posisi Jatuhnya Lion Air Dilihat dari Aplikasi FlightRadar24

Rute Lion JT610 versi FlightRadar24.
Sumber :
  • FlightRadar

VIVA – Pesawat Lion Air JT610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dikabarkan jatuh perairan Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018. Seharusnya pesawat tersebut tiba di bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, pukul 07.20 WIB.

Lion Group Dukung Penurunan Harga Tiket Pesawat 10 Persen di Nataru

Sebelum jatuh, pesawat jenis Boeing 737 Max tersebut mengalami hilang kontak 10 menit setelah tinggal landas pukul 06.20 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta.

Dari situs layanan informasi penerbangan FlightRadar24, terlihat gambar rute udara yang ditempuh JT610. Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP itu, mulai terbang menuju arah selatan bandara, lalu berbelok ke utara hingga melintasi Teluk Jakarta.

Lion Parcel Beberkan 5 Jurus Kirim Barang Aman dan Efisien Pakai COD Ongkir

Layanan Flightradar24 merekam seluruh jejak penerbangan pesawat mulai dari tinggal landas hingga sampai di tujuan. Data yang diberikannya bersifat waktu nyata (realtime) mencakup waktu, kecepatan, dan ketinggian pesawat, jalur penerbangan, tempat asal-tujuan, jenis pesawat, dan arah, dan informasi lainnya.

Rute pesawat digambarkan dengan garis berwarna biru yang menghubungkan titik keberangkatan hingga tujuan. Untuk JT610, garisnya terputus di atas perairan Karawang.

Jadi Wakil Ketua MPR, Rusdi Kirana Tak Mau Sibuk Urus Lion Group Lagi

Cara kerja FlightRadar24
Untuk menyediakan layanan pelacakan penerbangan, situs ini mengumpulkan data dari tiga sumber. Pertama, automatic dependent surveillance-broadcast (ADS-B) atau sistem pengawasan tergantung otomatis-siaran.

Sistem ini mengumpulkan data dari setiap pesawat terbang di wilayah setempat masing-masing yang dilengkapi dengan sebuah transponder ADS-B dan mengirimkan data, biasanya melalui ADSL, ke internet dalam waktu nyata.

Sumber kedua, MLAT atau multilateration. Alat ini menggunakan alat penerima Flightradar24 (FR24). Semua jenis pesawat terbang dapat terlihat di wilayah-wilayah yang dijangkau oleh MLAT, meskipun tanpa ADS-B. Paling sedikit dibutuhkan empat alat penerima untuk menghitung posisi pesawat terbang.

Sumber ketiga, Federal Aviation Administration (FAA). Kekurangannya di Amerika Serikat terutama adalah adanya penundaan data selama 5 menit dari FAA, tetapi ini mungkin tidak meliputi registrasi pesawat terbang dan informasi lainnya.

Pada tahun 2014, FLightradar24 juga digunakan oleh berbagai media untuk melacak pesawat MH370 dan MH17. Alat ini dapat pula diakses melalui aplikasi di ponsel cerdas. Data pesawat yang akan melakukan penerbangan di waktu mendatang juga ditampilkan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya