Xiaomi Redmi 6 Bikin Konsumen Menyesal Beli Smartphone Mahal
- Techshout
VIVA – Xiaomi telah meluncurkan tiga seri barunya, yaitu Redmi 6 Pro, Redmi 6, dan Redmi 6A. Perangkat ini disebut-sebut menawarkan spesifikasi berkualitas dengan harga yang sangat murah.
Ketiganya bukan jenis flagships. Tapi, jika dikaitkan dengan kelas harga, mereka sangat mungkin tak terkalahkan.
Ulasan yang beredar menyebut kehadiran Redmi 'bersaudara' itu bikin menyesal konsumen yang telah membeli ponsel lebih mahal, tapi spesifikasinya sama.
Apa saja perbedaan di antara ketiganya? Berikut ini seperti dirangkum dari Mashable, Kamis, 6 September 2018.
Redmi 6 Pro
Seri Redmi 6 Pro memiliki panjang 5,84 inci, FHD + (2,280x1,080), layar berlekuk, prosesor Snapdragon 625, kamera ganda 12/5 megapiksel dan baterai 4.000 mAh.
Tersedia dalam dua varian: 3GB/32GB, dengan harga US$153 setara Rp2,2 juta, sedangkan versi 6GB/64GB US$181 setara Rp2,7 juta.
Harga satu Samsung Galaxy Note 9 kurang lebih setara dengan enam dari seri Redmi ini.
Xiaomi Redmi 6
Lalu, ada Redmi 6, yang memiliki layar HD+(1,440x720). Ukurannya sedikit lebih kecil, yaitu 5,45 inci.
Prosesornya Helio P22, dengan kamera belakang 12/5 megapiksel. Varian 3GB/32GB dibanderol US$112 setara Rp1,6 juta. Sedangkan versi 3/64GB dibanderol US$133 setara Rp1,97 juta.
Xiaomi Redmi 6A
Redmi 6A memiliki layar dan prosesor yang sama dengan Redmi 6, tetapi ia memiliki kamera 13 megapiksel di bagian belakang dan baterai 3.000 mAh.
Versi 2GB/16GB harga US$1,25 juta, sedangkan versi 2GB/32GB harga US$98 setara Rp1,4 juta.
Ketiga ponsel hadir dengan Android 8.1 Oreo, memiliki slot triple-card (satu untuk MicroSD dan dua slot SIM) dan dukungan Dual VoLTE. Semua memiliki headphone jack. Selain Redmi 6A, ada sensor sidik jari di bagian belakang.
Di Indonesia, seri Redmi tersebut dipasarkan hari ini, 6 September 2018 dan bisa dipesan di Lazada.
Bulan Ini Indonesia Kirim Bahan Penting Buat Baterai Mobil Listrik Elon Musk
Indonesia akan ekspor bahan baku penting dalam pembuatan baterai mobil listrik Elon Musk, yakni Tesla. Meski tidak jadi investasi membangun pabrik di Indonesia, setidakny
